Malang, Suaragong – Beras sebagai bahan pokok makanan masyarakat Indonesia, karena di dalam beras terdapat kandungan karbohidrat kompleks, serta dapat memberikan berbagai zat gizi lain yang penting bagi tubuh. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas beras seperti fragmen biji-bijian, warna yang tidak seragam, bau dan faktor lainnya. Persentase buliran beras pecah dan keseragaman warna dapat dijadikan indikator untuk menentukan kualitas beras.
Masih banyak masyarakat yang berasumsi jika beras dalam keadaan bersih, tak berbau, dan memiliki harga lebih mahal, beras tersebut berkualitas baik, padahal belum tentu beras yang dimaksud tersebut mempunyai mutu yang baik. Untuk itu dalam melakukan penelitian mendeteksi kualitas beras yang nantinya dapat membantu masyarakat untuk dapat membedakan kualitas baik dan buruk.
Dari sebuah eksperimen beras dapat diklasifikasikan menjadi 3 segmen di dalam satu image beras yang terdiri dari bulir beras utuh, bulir beras pecah, dan keseragaman warna. Masing-masing segmen memiliki nilai sebagai parameter dalam pencarian class masing – masing kualitas diproses klastering. Setelah proses tersebut didapat data supersived dan dilakukan proses klasifikasi menggunakan algoritma Neural Network menghasilkan akurasi 99,85%.
Baca juga : Manfaat Air Beras Untuk Kesehatan Rambut
Hasilnya membuktikan bahwa warna dan bulir dapat dijadikan parameter untuk mendeteksi kualitas setiap butir yang diinginkan. Hal tersebut mendukung teori pada umumnya bahwa beras yang tampilannya putih bersih dan bulirnya utuh daripada yang sudah menguning dengan asumsi beras yang warnanya mulai kuning, apek, atau berkutu walaupun sebenarnya masih layak dikonsumsi namun sudah berkurang dari kualitas primanya. (ind/man)