Daging kambing merupakan salah satu jenis daging yang banyak dikonsumsi di berbagai belahan dunia. Meski memiliki rasa yang lezat dan kandungan gizi yang tinggi, daging kambing juga seringkali dikelilingi oleh berbagai mitos. Berikut ini beberapa mitos daging kambing hingga fakta-fakta yang sebenarnya.
Baca juga artikel kami tentang Bahaya Daging Kambing Bagi Tubuh Jika Dimakan Berlebihan
Menyebabkan Hipertensi
Salah satu mitos paling umum adalah bahwa daging kambing menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Namun, faktanya, konsumsi daging kambing dalam jumlah yang wajar tidak langsung menyebabkan hipertensi.
Daging kambing sebenarnya memiliki kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau daging babi. Namun, cara memasak dan bumbu yang digunakan, seperti garam yang berlebihan, dapat mempengaruhi tekanan darah. Oleh karena itu, penting untuk mengolah daging kambing dengan cara yang sehat dan tidak berlebihan dalam penggunaan garam.
Tidak Sehat untuk Jantung
Mitos ini mungkin berasal dari kesalahpahaman mengenai kandungan lemak dalam daging kambing. Faktanya, daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging merah lainnya.
Menurut beberapa penelitian, daging kambing juga kaya akan asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung. Konsumsi daging kambing yang seimbang dan dimasak dengan cara yang sehat, seperti dipanggang atau direbus, dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat untuk jantung.
Daging Kambing Sulit Dicerna
Ada anggapan bahwa daging kambing sulit dicerna oleh tubuh manusia. Sebenarnya, ini tergantung pada cara memasak dan penyajiannya. Daging kambing yang dimasak dengan baik, seperti direbus dalam waktu yang cukup lama hingga empuk, tidak sulit dicerna oleh tubuh.
Sebaliknya, daging kambing yang dimasak terlalu cepat atau tidak cukup lama mungkin terasa alot dan lebih sulit dicerna. Oleh karena itu, penting untuk memasak daging kambing dengan benar agar teksturnya menjadi empuk dan mudah dicerna.
Tidak Baik untuk Penderita Asam Urat
Penderita asam urat sering disarankan untuk menghindari daging merah, termasuk daging kambing, karena kandungan purinnya. Purin adalah zat yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Namun, daging kambing sebenarnya memiliki kadar purin yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa jenis daging merah lainnya.
Meskipun demikian, penderita asam urat tetap perlu membatasi konsumsi daging kambing dan mengimbanginya dengan asupan makanan rendah purin lainnya.
Baca juga : Berikut Resep Olahan Daging Idul Adha yang menggugah Selera
Menyebabkan Bau Badan
Beberapa orang percaya bahwa mengonsumsi daging kambing dapat menyebabkan bau badan yang tidak sedap. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Bau badan lebih dipengaruhi oleh faktor genetik, kebersihan pribadi, dan jenis makanan tertentu seperti bawang putih dan rempah-rempah tertentu.
Daging kambing sendiri tidak secara langsung menyebabkan bau badan jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan dengan pola makan yang seimbang.
Daging kambing memiliki banyak manfaat gizi dan dapat menjadi bagian dari diet sehat jika dikonsumsi dengan bijak. Mengandung protein tinggi, rendah lemak jenuh, dan kaya akan vitamin serta mineral, daging kambing sebenarnya dapat mendukung kesehatan tubuh.
Namun, penting untuk menghindari konsumsi berlebihan dan mengolahnya dengan cara yang sehat. Dengan pemahaman yang benar, kita bisa menikmati daging kambing tanpa harus khawatir terhadap mitos daging kambing yang beredar. (acs)