Type to search

News

Menelisik Dugaan Eksploitasi Satwa di Taman Safari

Share
Menelisik Dugaan Eksploitasi Satwa di Taman Safari Ft : Di balik pesona Taman Safari, ada pertanyaan besar: Apakah satwa di sana diperlakukan dengan adil, Ds : Mirta

Suaragong.comTaman Safari Indonesia dikenal sebagai tempat rekreasi keluarga yang menyuguhkan pengalaman bertemu langsung dengan satwa liar.

Namun, dibalik atraksi yang memukau, muncul sorotan tajam dari para aktivis dan pecinta hewan terkait dugaan eksploitasi terhadap hewan-hewan yang dipertontonkan.

Beberapa waktu terakhir, media sosial ramai membicarakan kondisi hewan-hewan di Taman Safari. Video yang menampilkan mereka dipaksa beratraksi atau hidup dalam kandang sempit memicu kritik keras.

Banyak yang bertanya apakah makhluk-makhluk ini benar-benar dirawat dengan baik, atau hanya dijadikan alat hiburan semata?

Pertunjukan Atau Paksaan?

Pertunjukan satwa seperti beruang naik sepeda, gajah melukis, atau harimau melompat melalui lingkaran api sering menjadi daya tarik utama. 

Meski terlihat menggemaskan atau menghibur, tak sedikit pihak yang menilai bahwa pertunjukan ini merupakan bentuk paksaan terhadap insting alami hewan.

Pelatihan hewan untuk tampil di hadapan publik tak jarang melibatkan metode tekanan atau kekerasan, meskipun pihak taman safari mengklaim menggunakan pendekatan positif. Namun, sulit untuk memastikan praktik sebenarnya yang terjadi di balik layar.

Baca Juga: Pesona Taman Langit Gunung Banyak Instagramable

Kesejahteraan Hewan Dipertanyakan

Selain pertunjukan, kondisi kandang serta keterbatasan ruang gerak juga menjadi sorotan. Hewan liar seperti singa dan harimau idealnya memerlukan wilayah jelajah yang luas, namun di dalam taman, kebebasan mereka sangat terbatas.

Beberapa laporan menyebutkan adanya hewan yang menunjukkan tanda-tanda stres seperti pacing (berjalan mondar-mandir terus-menerus), sebuah gejala klasik dari kebosanan atau tekanan psikologis.

Taman Safari Membantah

Pihak manajemen Taman Safari Indonesia sendiri telah membantah tudingan eksploitasi. Mereka menyatakan bahwa seluruh hewan di bawah pengawasan mereka dirawat oleh dokter hewan profesional. 

Program edukasi yang dijalankan pun disebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya pelestarian.

Namun, bantahan ini belum mampu meredakan kecurigaan publik. Banyak pihak menyerukan perlunya audit independen dan keterbukaan lebih besar soal bagaimana satwa dilatih, dipelihara, dan ditampilkan.

Baca Juga: Gaes !!! Kebakaran Hanguskan 350 Hektare Lahan di Taman Nasional Way Kambas

Saatnya Berubah?

Di era ketika kesadaran terhadap hak-hak hewan semakin tinggi, masyarakat mulai menuntut bentuk hiburan yang lebih etis. 

Beberapa kebun binatang di negara lain telah beralih menjadi suaka atau pusat rehabilitasi satwa, yang tidak mengandalkan atraksi.

Mungkin ini saat yang tepat bagi Indonesia terutama lembaga seperti Taman Safari untuk mengevaluasi ulang model hiburannya. 

Karena dibalik tawa pengunjung, bisa jadi ada jeritan bisu dari makhluk yang tak bisa memilih takdirnya sendiri.

Baca Juga : Apa Saja Sih Hewan Purba yang Mau Dihidupkan Ilmuwan?

Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : InstagramFacebook, dan X (Twitter). (Mir/Fz)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *