Mengapa Buruh Sekarang Identik dengan Warna Oranye
Share

SUARAGONG.COM – Setiap kali May Day tiba, warna-warna khas gerakan buruh kembali mewarnai jalanan. Dulu, merah selalu jadi simbol utama perjuangan kelas pekerja.
Baca Juga: Apa Itu May Day Besok? Ini Maksudnya!
Warna ini menggambarkan semangat revolusioner, keberanian, dan darah yang telah tertumpah demi keadilan sosial. Namun kini, kita sering melihat warna oranye mulai mendominasi. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga dalam banyak aksi buruh di berbagai negara.
Lalu, Kenapa Buruh Pilih Warna Oranye?
Oranye muncul sebagai simbol baru dari buruh modern, pekerja yang kini berada di tengah dunia yang cepat berubah. Warna ini sering diasosiasikan dengan visibilitas tinggi.
Seperti pada rompi pekerja lapangan, seragam pekerja pabrik, dan jaket pengemudi ojek daring. Dalam konteks ini, oranye bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang keberadaan yang terlihat, diakui, dan tak bisa diabaikan.
Selain itu, warna oranye mencerminkan transisi. Ia berada di antara merah yang penuh semangat revolusi dan kuning yang penuh harapan. Mereka hari ini tidak hanya menuntut perubahan radikal, tapi juga ruang dialog, keadilan digital, dan kesejahteraan di era otomatisasi dan AI. Oranye mencerminkan semangat baru: lebih terbuka, kolaboratif, namun tetap tegas dalam memperjuangkan hak.
Tanda Buruh Adalah Aktor Perubahan Yang Berkelanjutan
Di balik warna oranye itu, tersimpan pesan kuat. Bahwa buruh bukan relik masa lalu, tapi aktor penting di masa depan. Di tengah revolusi industri 4.0, warna ini adalah pengingat bahwa pekerja harus tetap tampak jelas, tidak digantikan, tidak disingkirkan.
Oranye bukan sekadar warna. Ia adalah pernyataan: Buruh masih ada, dan masih berjuang. (PGN)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News