SUARAGONG.COM – Aku dulu percaya kalau diam adalah solusi terbaik di situasi apa pun. “Diam itu emas,” kata orang, kan? Tapi, setelah beberapa pengalaman, aku sadar bahwa diam sering kali malah membuat masalah lebih rumit.
Menurutku, kita sering memilih diam karena takut. Takut dibilang sok tahu, takut bikin orang lain nggak nyaman, atau takut bikin suasana jadi awkward. Kadang juga, kita berpikir kalau pendapat kita nggak cukup penting. Tapi, apa benar selalu begitu?
Ada studi yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang menyesal lebih banyak soal hal-hal yang tidak mereka lakukan dibandingkan hal-hal yang mereka lakukan, bahkan kalau itu berujung salah. Jadi, ketika kita memilih diam, kita sebenarnya mengambil risiko kehilangan kesempatan untuk berkontribusi, memperbaiki sesuatu, atau bahkan melindungi diri sendiri.
Baca juga : Kenapa Orang Memilih Slow Living?
Kapan Diam Itu Berbahaya?
Salah satu pelajaran lain yang kupetik datang dari hubungan pribadi. Pernah nggak sih, kamu merasa ada sesuatu yang salah dalam hubungan, tapi kamu memilih nggak ngomong? Aku pernah. Diamku waktu itu karena aku nggak mau ‘bikin ribut.’ Tapi akhirnya, ketidaknyamananku jadi bom waktu. Hubunganku memburuk karena aku nggak pernah jujur soal perasaanku.
Diam juga bisa berbahaya dalam situasi profesional. Bayangkan kalau kamu melihat ada masalah keamanan di tempat kerja. Kalau kamu diam, konsekuensinya bisa fatal. Jadi, tahu kapan harus bicara adalah keterampilan penting—dan itu butuh latihan.
Kalau kamu merasa sulit untuk mulai berbicara, aku punya beberapa cara yang cukup efektif yang works buatku.
Latihan di Situasi Kecil
Mulai dengan berbicara di situasi yang nggak terlalu berisiko. Misalnya, memberikan saran di grup WhatsApp keluarga atau menyampaikan ide kecil di rapat informal. Lama-lama, kamu akan lebih percaya diri.
Gunakan Kalimat Netral
Kalau takut terlihat konfrontatif, coba mulai dengan, “Aku punya ide, boleh aku share?” atau “Sepertinya ada hal yang bisa kita pertimbangkan lagi.” Kalimat seperti ini membantu mengurangi tekanan dan membuat orang lain lebih terbuka.
Ingat Tujuanmu
Ketika kamu merasa ragu, pikirkan dampak positif dari apa yang ingin kamu sampaikan. Fokus pada bagaimana kata-katamu bisa membantu, bukan pada ketakutanmu.
Baca juga : Diam-Diam Menyala, Ini Dia Bakat Dari Seorang Introvert
Diam memang bisa jadi emas, tapi hanya dalam konteks yang tepat. Kadang, berbicara adalah pilihan yang jauh lebih berharga, bahkan kalau risikonya bikin kita sedikit nggak nyaman. Jadi, mulai sekarang, aku berusaha untuk lebih berani menyuarakan apa yang perlu dikatakan—tentu saja dengan cara yang sopan dan konstruktif. Kalau aku bisa, kamu juga pasti bisa! (acs)