Menkomdigi Meutya Hafid: Dorong Internet Sehat di Madrasah dan Pesantren
Share

SUARAGONG.COM – Perluasan Akses internet menjadi hal penting di zaman kini. Arus informasi cepat dan luas menjadikan internet sebagai sebuah potensi, tak terkecuali di dunia Pendidikan. Hal ini menjadi komitmen pemerintah saat ini untuk kemajuan pendidikan. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan komitmen pemerintah dalam memperluas akses internet untuk pendidikan di madrasah dan pesantren. Hingga akhir 2024, 5.400 titik akses internet telah dipasang di lembaga pendidikan keagamaan dan tempat ibadah di seluruh Indonesia. Terutama mengincar daerah-daerah terpencil.
Hal ini disampaikan Menkominfo saat mengunjungi MTS Ibnu Sina di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (4/1/2025). Kunjungannya tersbeut merupakan rangka kampanye Anti Judi Online dan Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal. Sekaligus dalam rangka peninjauan program internet Bakti.
“Kami memberikan akses internet kepada ribuan madrasah, pesantren, dan tempat ibadah sebagai bagian dari komitmen menghadirkan konektivitas merata. Akses informasi adalah hak asasi manusia, dan ini adalah amanat undang-undang,” ujar Menkomdigi.
Internet untuk Pendidikan Madrasah dan Pesantren yang Positif
Meutya menekankan pentingnya pemanfaatan internet secara bijak dan produktif. Ia memperingatkan bahaya penyalahgunaan internet. Seperti judi online atau konsumsi konten negatif, yang justru dapat merugikan masyarakat.
“Kami pastikan akses internet digunakan untuk hal-hal positif yang mendukung pendidikan dan kemajuan masyarakat, bukan untuk kegiatan yang merusak,” tegasnya.
Peran Pemerintah Daerah dan Pengawasan
Meutya meminta pemerintah daerah turut mengawasi penggunaan internet di lembaga pendidikan. Ia juga mengingatkan bahwa pengawasan dari keluarga dan guru sangat penting, terutama untuk mencegah penyalahgunaan teknologi oleh anak-anak.
“Meskipun situs judi dan konten negatif diblokir, mereka akan terus mencari celah. Maka, pengawasan dari keluarga dan lingkungan sekolah tetap harus berjalan,” jelasnya.
Program pemasangan akses internet ini bertujuan menciptakan konektivitas merata, termasuk di desa terpencil dan wilayah perbatasan yang sulit terjangkau sinyal. Meutya mengibaratkan internet sebagai pisau bermata dua, yang dapat memberikan manfaat besar tetapi juga membawa dampak negatif jika disalahgunakan.
“Akses internet yang merata adalah fondasi penting untuk mendorong kemajuan pendidikan dan ekonomi digital di seluruh pelosok negeri,” tambahnya.
Baca Juga : Gaes !!! SATRIA-1: Solusi Internet Sehat untuk Wilayah 3T di Indonesia
Dialog dengan Guru dan Santri
Dalam kunjungan ke MTS Ibnu Sina, Meutya berdialog dengan para guru dan santri untuk memahami kebutuhan mereka dalam memanfaatkan teknologi. Ia berharap akses internet dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas wawasan, dan mempersiapkan generasi muda yang kompetitif di era digital.
“Internet harus menjadi alat belajar, bukan hiburan negatif atau judi online. Kami ingin memastikan generasi muda Indonesia siap menghadapi masa depan dengan memanfaatkan teknologi secara tepat,” tutup Meutya Hafid. (aye)
Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News