Type to search

Jombang Peristiwa

Menteri Agama Tinjau Program MBG di Jombang

Share
Menteri Agama Nasaruddin Umar, berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Jombang, Senin (22/9/25) untuk memantau program MBG

SUARAGONG.COM – Menteri Agama (menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Jombang, Senin (22/9/2025). Agendanya, Menag tengah memantau pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) dan cek kesehatan gratis yang tengah digulirkan pemerintah bagi para siswa dan santri di Jombang.

Menteri Agama Tinjau Program MBG di Jombang: Santri Diminta Bersyukur

Dalam sambutannya, Nasaruddin mengingatkan para santri untuk banyak bersyukur karena masih bisa menempuh pendidikan dalam suasana aman.

“Kita harus bersyukur masih mendapatkan pendidikan yang layak dan dapat menuntut ilmu dengan aman dan nyaman,” ujarnya. Ucapan itu disambut tepuk tangan, meski sebagian menilai bahwa soal “layak” dan “aman” adalah hak dasar, bukan sekadar pemberian yang harus terus-menerus dimaknai sebagai karunia.

Menag juga tak lupa melontarkan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto atas program MBG yang menurutnya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebuah apresiasi yang terdengar manis, meski di lapangan masih ada santri yang menunggu giliran terfasilitasi.

Baca JugaIsu Dapur Fiktif MBG dan Isu Diganti Uang Tunai Gimana Respons Istana?

Alokasi 3 Dapur SPPG untuk 3.500 porsi 

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Drs. KH. Cholil Dahlan, menyampaikan bahwa lembaganya mendapatkan alokasi 3 dapur SPPG, dengan masing-masing dapur menyiapkan 3.500 porsi.

“Alhamdulillah Yayasan Darul Ulum mendapatkan jatah 3 dapur SPPG, masing-masing dapur sebanyak 3.500 porsi. Dengan total santri 10.300 orang, insyaallah semuanya akan terfasilitasi,” jelasnya.

Fakta di lapangan menunjukkan, baru 3.500 santri yang sudah merasakan makan bergizi gratis. Sisanya masih dalam proses. Artinya, “generasi emas 2045” yang dipesankan Menag tampaknya harus sabar menunggu jatah piring makanannya tiba di meja.

Program ini juga dilengkapi dengan fasilitas cek kesehatan gratis, yang diharapkan dapat menunjang semangat belajar santri. Namun, bagi sebagian masyarakat sipil, pertanyaan klasik masih menggantung: apakah layanan dasar seperti makanan bergizi dan kesehatan harus selalu dipasarkan sebagai “program khusus” pemerintah, padahal itu seharusnya jadi standar keseharian pendidikan nasional?

Menag sendiri berpesan agar fasilitas yang sudah ada dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. “Saya berpesan kepada seluruh siswa-siswi agar bisa memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan pemerintah dengan baik, dan tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh agar dapat mewujudkan generasi emas di 2045,” pungkasnya.

Pesan yang tentu terdengar indah, meski publik barangkali akan lebih lega jika pemerintah memastikan semua santri benar-benar makan kenyang hari ini—bukan hanya menunggu janji masa depan. (Ale/Aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *