Type to search

Daerah Probolinggo

Pengamanan Diperketat: Motor Matic Dilarang Melintas di Jalur Gunung Bromo

Share
Motor Matic Dilarang Melintas di Jalur Gunung Bromo

Probolinggo, Suaragong.com – Demi keselamatan wisatawan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo resmi melarang penggunaan sepeda motor matic di jalur menuju kawasan wisata Gunung Bromo.

Langkah ini sebagai bagian dari pencegahan kecelakaan di jalur curam pada kawasan tersebut.

Motor Matic Dilarang: Untuk Keselamatan

“Motor matic tidak didesain untuk medan menanjak dan curam seperti di Bromo. Untuk keselamatan, kami imbau wisatawan menggunakan motor manual atau mobil,” ujar Kepala Dishub Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto, Senin (9/6).

Ia menegaskan, larangan ini bukan untuk membatasi wisatawan, melainkan murni sebagai tindakan preventif pencegahan kecelakaan. Medan menuju Bromo, seperti di Cemoro Lawang dan Seruni Point, dikenal memiliki tikungan tajam dan turunan curam. 

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyebut motor matic cenderung kurang mampu menangani medan curam karena sistem pengereman dan pendinginannya yang tidak seefisien motor manual. 

“Transmisi otomatis kurang bisa dikendalikan saat menurun panjang. Ini rawan terjadi rem blong,” jelasnya.

Sebagai tindak lanjut, Dishub menempatkan lima personel pengawas di titik-titik utama, yakni di Pendopo Agung Ngadisari dan Seruni Point. 

Penjagaan dilakukan pada waktu-waktu padat pengunjung, yaitu pagi dan malam hari. 

Selain itu, Dishub mengimbau agar larangan ini diberlakukan di seluruh jalur masuk Bromo, termasuk dari wilayah Lumajang, Pasuruan, dan Malang.

Sambutan Positif Wisatawan Lokal

Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari pelaku wisata lokal. 

“Banyak wisatawan baru yang tidak tahu medan. Kalau mereka pakai motor matic, risikonya besar,” kata seorang pengemudi jip wisata di Cemoro Lawang. 

Ia juga berharap sosialisasi lebih masif, termasuk melalui media sosial dan papan informasi.

Menjelang perayaan Yadnya Kasada, jumlah pengunjung ke Bromo diprediksi melonjak. Pada 2023, perayaan ini mencatat lonjakan kunjungan hingga 30 persen. 

Peningkatan pengamanan pun dinilai penting agar prosesi budaya tetap berlangsung aman dan tertib.

Menurut dosen pariwisata dari Universitas Brawijaya, langkah ini mencerminkan komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan. 

“Pengelolaan risiko menjadi kunci. Evaluasi rutin terhadap keselamatan perlu dilakukan agar kawasan tetap lestari dan aman,” tegasnya.

Dengan sinergi antar instansi dan dukungan masyarakat, Bromo diharapkan tetap menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya indah, tetapi juga aman bagi semua.(Adj)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *