Napak Tilas Hari Jadi Besoeki ke-261: Sejarah Lahirnya Besuki
Share

SUARAGONG.COM – Peringatan Hari Jadi Besoeki ke-261 digelar khidmat melalui Tahlil Akbar yang dilanjutkan dengan Napak Tilas Besoeki, Sabtu (6/9/2025). Dalam acara tersebut, pemerhati sejarah sekaligus Kepala Desa Demung, Besuki, Aguk Prayogi, S.Pd., memaparkan kembali kisah panjang berdirinya Besuki yang bermula dari perjalanan Kiai Raden Abdurrahman Wirobroto, bangsawan keturunan Paku Buwono II.
PeringatI Hari Jadi Besoeki ke-261 Dengan Napak Tilas Besoeki
Aguk menjelaskan, kisah ini bermula di Desa Tanjung, Pamekasan, Madura, yang saat itu dilanda paceklik besar. Meski seorang bangsawan, Kiai Wirobroto turut merasakan penderitaan rakyat hingga akhirnya mendapat petunjuk untuk hijrah. Perjalanan dimulai dari Pantai Jumiang, Pademawu, menuju Nambekor—wilayah yang kini dikenal sebagai Desa Demung, Besuki. Peristiwa bersejarah ini tercatat pada 28 September 1741 Masehi.
Setibanya di Demung, Kiai Wirobroto membuka hutan belantara hingga dua tahun kemudian, pada 10 Muharram 1743 M, wilayah tersebut berubah menjadi lahan subur. Ia lalu kembali ke Madura menjemput keluarganya, termasuk putranya, Raden Bagus Kasim Wirodipuro atau Kiai Patih Alos, dengan membawa serta sekitar 20 kepala keluarga. Dari sinilah lahir Dusun Madura di Demung.
Perkembangan Demung semakin pesat. Selain membuka lahan pemukiman, Kiai Wirobroto dan putranya mempererat tradisi keilmuan dengan berguru pada Panembahan Kele di Pecaron. Pesan sang guru agar Demung bernaung di bawah Banger (Probolinggo), bukan Sentong (Bondowoso), kemudian menjadi arah perjalanan sejarah.
Bahkan, pasukan Kiai Wirobroto sempat memenangkan peperangan melawan Sentong hingga ke wilayah Suboh—yang konon namanya lahir dari kokok ayam saat fajar usai pertempuran.
Kiai Patih Alos yang dikenal halus, cerdas, dan sakti kemudian dipinang menjadi menantu Pangeran Joyo Lelono, penguasa Probolinggo. Hubungan kekerabatan itu membuat Demung semakin erat dengan Banger. Dari sinilah Kiai Wirobroto diangkat sebagai Demang pertama Demung, dengan komitmen hanya tunduk pada Probolinggo.
Baca Juga : Kecamatan Situbondo Sosialisasikan Bulan Imunisasi (BIAS) 2025
Memindahkan Pusat Pemerintahan
Tonggak penting berikutnya terjadi pada 8 September 1764, ketika Kiai Wirobroto memindahkan pusat pemerintahan dari Demung ke Kali Jumain, Berek Songai (Barat Sungai). Langkah inilah yang kemudian dianggap sebagai pijakan awal lahirnya Besuki.
“Hari itu menjadi penanda sejarah berdirinya Besuki. Dan pada 8 September 2025 ini, Besuki resmi berusia 261 tahun,” ungkap Aguk Prayogi dengan penuh haru.
Ia menegaskan, perjalanan panjang ini adalah buah perjuangan para leluhur yang gigih membangun, mempertahankan, dan memakmurkan wilayah Demung hingga Besuki.
“Mudah-mudahan ke depan, Demung, Besuki, dan Situbondo secara umum senantiasa mendapat barokah dari Allah SWT,” pungkasnya. (Aye)