Nasi Jagung Merpati: Cita Rasa Tradisional Probolinggo Yang Masih Bertahan
Share

SUARAGONG.COM – Probolinggo tak hanya terkenal dengan destinasi wisatanya seperti Gunung Bromo dan Pantai Bentar. Di balik keindahan alamnya, kota ini juga menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang tak kalah menarik. Salah satu yang masih bertahan dan digemari hingga kini adalah Nasi Jagung Merpati—makanan rakyat yang perlahan menjelma jadi kuliner ikonik kebanggaan daerah.
Nasi Jagung Merpati: Cita Rasa Khas Probolinggo dari Bahan-bahan Lokal
Tidak seperti nasi putih biasa, Nasi Jagung Merpati dibuat dari jagung yang ditumbuk halus dan dikukus hingga menyerupai nasi. Jagung telah lama menjadi bahan pokok alternatif di wilayah pesisir Jawa Timur, terutama di masa sulit saat pasokan beras menipis. Teksturnya sedikit lebih kasar dari nasi putih, namun punya cita rasa gurih yang khas dan mengenyangkan.
Nasi jagung biasanya disajikan bersama urap sayur (campuran sayuran rebus dan kelapa parut berbumbu), ikan asin goreng, sambal terasi, dan rempeyek kacang. Kombinasi sederhana ini menghasilkan rasa gurih, asin, dan pedas yang harmonis, membuat siapa pun rindu untuk kembali mencicipinya.
Baca Juga : Farida Nurhan Jajal Cilok Semeru, Kuliner Legend Khas Probolinggo
Dari Dapur Rakyat ke Meja Wisatawan
Awalnya dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, kini Nasi Jagung Merpati justru jadi incaran para pelancong. Banyak wisatawan dari luar kota yang menjadikannya menu andalan untuk sarapan atau makan siang ketika berkunjung ke Probolinggo.
“Harganya cuma lima ribu rupiah, tapi bikin kenyang dan tahan lama,” ujar Saman, seorang sopir bus rute Surabaya–Jember yang rutin mampir ke warung nasi jagung di sekitar terminal lama Probolinggo, Selasa (10/6/2025).
Menurut data Dinas Pariwisata Kota Probolinggo, nasi jagung termasuk dalam lima besar kuliner tradisional yang paling banyak dicari oleh wisatawan dalam dua tahun terakhir. Ini menjadi bukti bahwa kuliner lokal yang otentik tetap memiliki daya tarik tersendiri di tengah gempuran makanan modern.
Baca Juga : Menelusuri Warisan Budaya dan Arkeologi di Gunung Argopuro Probolinggo
Warung-warung Klasik di Lokasi Strategis
Warung penyaji Nasi Jagung Merpati bisa dengan mudah ditemukan di kawasan Pasar Baru, terminal lama, dan sekitar stasiun kota. Sebagian besar warung ini sudah berdiri sejak puluhan tahun dan dikelola turun-temurun oleh keluarga setempat.
Ciri khas warung nasi jagung ini adalah suasana tradisional yang dipertahankan: meja kayu sederhana, penyajian di atas daun pisang, dan keramahan khas kampung halaman. Hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi makan tempo dulu.
Pemerintah Kota Probolinggo turut mendorong eksistensi kuliner tradisional ini melalui program Wisata Rasa Lokal, termasuk menggelar festival kuliner tahunan yang melibatkan pelaku UMKM lokal sebagai ajang promosi dan pemberdayaan ekonomi warga.
Lezat, Sehat, dan Ramah Lingkungan
Selain enak dan mengenyangkan, nasi jagung juga menyimpan manfaat kesehatan. Menurut pakar gizi dari Universitas Airlangga, jagung memiliki serat lebih tinggi daripada nasi putih dan indeks glikemik yang lebih rendah, menjadikannya pilihan tepat bagi penderita diabetes atau mereka yang sedang diet sehat.
Jagung juga kaya vitamin B kompleks, magnesium, serta antioksidan seperti lutein dan zeaxanthin. Zat ini bermanfaat untuk kesehatan mata. Karbohidrat kompleks di dalamnya memberikan energi secara bertahap, membuat kenyang lebih lama—ideal bagi pekerja lapangan seperti sopir atau buruh harian.
Dari sisi lingkungan, jagung lebih efisien karena membutuhkan air lebih sedikit dibandingkan padi. Menjadikannya bahan pangan berkelanjutan di tengah krisis air dan perubahan iklim global. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, Nasi Jagung Merpati membuktikan bahwa warisan kuliner lokal masih bisa bertahan dan bersinar. (Aye/sg)