Negosiasi Soal Tarif Impor, Dubes Indonesia di AS Kosong
Share

SUARAGONG.COM – Andry Satrio Nugroho, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi, menyoroti upaya Indonesia mengirimkan delegasi ke AS untuk menegosiasikan tarif 32 persen. Pasalnya sudah hampir dua tahun Dubes Indonesia di AS kosong.
Baca Juga: Donald Trump Naikkan Tarif Impor AS Untuk Barang Indonesia 32 Persen
Posisi Dubes Indonesia di AS Kosong Hampir Dua Tahun
Karena Indonesia saat ini tidak memiliki duta besar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC, Amerika Serikat, selama hampir dua tahun. Alias, Dubes Indonesia di AS saat ini masih lowong.
Jadi, ada kekosongan representatif (Indonesia) di Amerika Serikat. Ini juga menurut saya sesuatu yang menunjukkan bahwa Amerika Serikat bukan mitra dagang atau strategis potensial kita.
Baca Juga: Harga Produk Makanan-Minuman Naik Imbas Tarif Impor AS
Andry mengatakan saat dihubungi pada hari Jumat, 4 April 2025, bahwa dia merasa pemerintah mengabaikan masalah ini.
Diketahui, saat ini posisi Dubes Indonesia untuk AS telah kosong selama hampir dua tahun. Setelah Rosan Roeslani menyelesaikan tugasnya pada 17 Juli 2023.
“Kita tidak punya ya Dubes yang kita taruh di Washington, itu sudah hampir dua tahun,” kata Andry setelah Rosan ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga: Rupiah Melemah 1,51% di Awal Perdagangan
Namun, beberapa komoditas utama yang menghasilkan surplus perdagangan terbesar Indonesia di ekspor ke AS termasuk perlengkapan elektrik, pakaian, aksesoris rajutan, dan alas kaki.
Andry menyatakan, “Kita tahu banyak produk yang akan sulit masuk ke pasar Amerika Serikat, dan di antaranya adalah produk industri padat karya.”
Delegasi Dikirim ke AS, Tapi Dubes RI Kosong Hampir Dua Tahun
Dalam hal diplomasi yang ingin dilakukan pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat untuk menegosiasikan tarif timbal balik sebesar 32%, dia semakin skeptis.
Selain itu, pemerintah dianggap tidak memiliki pendirian dalam menanggapi kebijakan tarif impor yang dicetuskan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Kekayaan Orang Terkaya Dunia Merosot Akibat Perang Tarif Trump
Jadi, tidak ada kata yang lebih tepat selain bahwa pemerintah melakukan pengabaian dan juga menganggap ini tidak penting. Andry menyatakan, “Nanti kita bisa melihat paling nyata penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kita saat pembukaan pasar.”
“Mengapa? karena investor mulai kehilangan kepercayaan pada pemerintah karena fakta bahwa pemerintah tidak melakukan apa-apa. Jadi tidak punya standpoint yang diberikan oleh Indonesia kepada pihak US,” sambungnya menegaskan.
RI Kirim Delegasi ke AS untuk Negosiasi Tarif Impor
Pemerintah Indonesia mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC, AS, untuk bernegosiasi tentang kebijakan tarif impor yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: iPhone Terancam Naik Jadi Rp 48,9 Juta Akibat Aturan Donald Trump
Untuk menanggapi kebijakan kenaikan tarif impor untuk Indonesia sebesar 32%, Kementerian Luar Negeri mengeluarkan siaran pers. Di laman resminya, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa pemerintah Indonesia akan terus berkomunikasi dengan Pemerintah AS dalam berbagai tingkatan.
Termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah AS. Hingga kini, belum ada kepastian soal penunjukan duta besar baru, sementara negosiasi terus berjalan di tengah sorotan terhadap lemahnya representasi diplomatik Indonesia di AS.(Til/PGN)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News