SUARAGONG.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat keputusan mengejutkan pada awal November 2024, dengan secara resmi memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Yang selama ini menjadi bagian integral dalam pemerintahan Netanyahu sejak 2019.
Keputusan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan kelompok-kelompok militan di Jalur Gaza dan Lebanon. Yang telah membawa situasi perang semakin intensif. Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa alasan pemecatan ini terkait dengan keretakan hubungan kepercayaan yang terjadi antara dirinya dan Gallant dalam beberapa bulan terakhir. Terutama terkait dengan perbedaan pandangan mengenai strategi militer.
Perdana Menteri Israel ini juga mengungkapkan dalam pernyataannya bahwa meskipun selama bulan-bulan pertama perang mereka bekerja sama dengan baik. Namun dalam beberapa bulan terakhir, hubungan tersebut semakin memburuk. Netanyahu menyebutkan bahwa Gallant telah bertindak berlawanan dengan keputusan kabinet yang dipimpinnya. Dan perpecahan ini mempengaruhi persepsi publik serta berpotensi membahayakan stabilitas dan keamanan negara.
Baca juga: Makin Panas, Israel Siap Serang Kembali Iran
Keretakan Israel Diketahui Oleh Musuh
Tak hanya itu, Netanyahu juga menekankan bahwa keretakan dalam hubungan mereka diketahui oleh publik dan musuh-musuh Israel, yang dapat mengambil keuntungan dari situasi tersebut.
“Sayangnya, meskipun pada awalnya terdapat rasa saling percaya yang kuat. Tapi pada bulan-bulan terakhir kami mengalami ketegangan yang mendalam. Sehingga menciptakan ketidakpercayaan yang merusak efektivitas strategi kami dalam perang ini.” Ujar Netanyahu.
Ia juga menambahkan bahwa keretakan tersebut tidak dapat diterima dan semakin memperburuk situasi. Terutama karena musuh Israel memanfaatkan perpecahan ini untuk keuntungan mereka.
Sebagai bagian dari langkah ini, Netanyahu mengumumkan penggantian Gallant dengan Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, yang akan mengambil alih jabatan Menteri Pertahanan. Sementara itu, posisi Menteri Luar Negeri yang sebelumnya dipegang Katz akan digantikan oleh Gideon Saar. Yaitu seorang menteri tanpa portofolio dalam kabinet Netanyahu.
Keputusan ini memperlihatkan adanya pergeseran signifikan dalam struktur pemerintahan Israel yang turut mencerminkan dinamika politik internal yang terus berubah. Terutama dalam konteks situasi perang yang sedang berlangsung.
Dukungan terhadap keputusan pemecatan Gallant datang dari berbagai kalangan dalam pemerintahan Israel. Termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, yang menyatakan bahwa pandangan Gallant sudah ketinggalan zaman dan dapat menghambat kemampuan Israel untuk meraih kemenangan penuh dalam perang. Ben Gvir secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap langkah Netanyahu dan menegaskan bahwa keputusannya tersebut tepat untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas strategi militer Israel.
Kecaman Keras Atas Keputusan Netanyahu
Namun, keputusan Netanyahu ini juga mendapat kecaman keras dari pihak oposisi. Pemimpin oposisi Yair Lapid menyebut pemecatan Gallant sebagai “tindakan gila” yang justru akan memperburuk situasi bagi Israel di tengah perang yang semakin kompleks. Lapid mengkritik tindakan tersebut sebagai keputusan yang tidak bijaksana. Mengingat situasi perang yang sangat krisis dan memerlukan stabilitas serta kepemimpinan yang solid.
Di sisi lain, ketegangan politik ini semakin diperburuk dengan adanya tuntutan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Karena sedang menyelidiki Netanyahu dan Gallant atas dugaan kejahatan perang. Serta kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan serangan Israel di Gaza.
Hal ini menambah dimensi internasional terhadap perpecahan politik yang sedang berlangsung di dalam negeri Israel. Mengingat ICC dapat mempengaruhi citra Israel di mata dunia internasional.
Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menanggapi pemecatan ini dengan menyatakan bahwa Gallant telah menjadi mitra penting bagi Amerika Serikat dalam berbagai isu keamanan yang berkaitan dengan Israel. Meskipun ada perubahan dalam kepemimpinan, AS menyatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan menteri pertahanan Israel yang baru.
Keputusan pemecatan Gallant dan dinamika politik yang berkembang ini mencerminkan ketegangan yang lebih mendalam dalam pemerintahan Netanyahu, di tengah perang yang berkepanjangan dengan kelompok-kelompok militan di Gaza dan Lebanon. Pertanyaan besar yang kini muncul adalah bagaimana perpecahan ini akan mempengaruhi strategi Israel ke depan dalam menghadapi situasi yang semakin kompleks di kawasan Timur Tengah. (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news