Nurul Huda Tegaskan Permintaan Maaf Trans7 Tak Cukup
Share
 
        
      
          
        
        
        SUARAGONG.COM – Tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai melecehkan dan merendahkan martabat kiai serta pesantren menuai gelombang protes di berbagai daerah. Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Nurul Huda, menyampaikan keprihatinan mendalam atas Siaran Trans7 tersebut.
Nurul Huda Tegaskan Permintaan Maaf Trans7 Tak Cukup Obati Kekecewaan Kiai dan Santri
Nurul Huda menilai bahwa tayangan itu sebagai bentuk penistaan terhadap sistem pendidikan pesantren yang telah menjadi bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia sejak sebelum kemerdekaan.
“Penayangan itu jelas sangat merugikan dan menyakiti para kiai, santri, serta masyarakat luas,” ujar Huda, Kamis (30/10/2025).
Politisi yang juga pengurus PW GP Ansor Jawa Timur itu menegaskan, permintaan maaf dari pihak Trans7 tidak cukup untuk mengobati kekecewaan kalangan pesantren. Ia mendesak agar kasus tersebut tetap diproses secara hukum agar menimbulkan efek jera dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Kami mendorong agar masalah tersebut tetap diproses. Karena permintaan maaf tak cukup untuk mengobati kekecewaan kiai dan santri,” tegasnya.
Baca Juga : Aliansi Santri Probolinggo Gelar Aksi Damai Tuntut Trans7
Meninjau Ulang Tayangan
Lebih lanjut, Huda juga meminta Komisi I DPR RI untuk memanggil Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Yang mana untuk meninjau ulang seluruh tayangan Trans7.
“Kami mendorong agar Komisi I DPR RI segera memanggil KPI untuk meninjau ulang seluruh penyiaran Trans7,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam program Xpose Uncensored Trans7 menayangkan video yang memperlihatkan para santri dan jamaah sedang menyalami kiai yang duduk. Serta potongan seorang kiai turun dari mobil.
Tayangan tersebut menjadi kontroversial karena narasi suara di video menyebut santri rela “ngesot” demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. Serta menyindir bahwa kiai yang kaya seharusnya memberi amplop kepada santri.
Cuplikan tersebut memicu reaksi keras dari masyarakat dan kalangan pesantren. Di media sosial, tagar boikot Trans7 pun ramai digaungkan.(Wahyu/aye)

 
     
     
     
     
     
     
     
    