Malang, Suaragong – Nyanyian paus adalah suara yang dihasilkan oleh paus, terutama paus biru dan paus umum, dan mungkin beberapa jenis paus lainnya. Paus menggunakan suara ini untuk berkomunikasi antara satu sama lain, dan nyanyian ini sering terdengar melalui air laut. Paus jantan sering kali menghasilkan nyanyian untuk menarik perhatian paus betina atau menandai wilayah mereka.
Nyanyian paus dapat berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dan bisa terdengar hingga jarak yang cukup jauh di dalam air. Meskipun fenomena ini dapat terlihat misterius dan menakjubkan, itu memiliki dasar ilmiah yang dapat dijelaskan oleh perilaku paus untuk komunikasi dan reproduksi.
“Suara sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka, karena itulah satu-satunya cara mereka dapat menemukan pasangannya di lautan,” jelas Prof Coen Elemans, dari University of Southern Denmark, dikutip dari BBC News.
Temuan ini menjadi terobosan penting bagi para ilmuwan, karena kebisingan di laut yang dihasilkan oleh kapal, bisa sangat mengganggu paus. Hal ini berkaitan dengan suara paus yang dibatasi pada frekuensi sempit, sehingga tumpang tindih dengan kebisingan yang dihasilkan kapal. Untuk mengetahui bagaimana tepat mereka menghasilkan nyanyian yang rumit, Prof. Elemans dan rekan-rekannya melakukan eksperimen menggunakan laring atau “kotak suara”.
Laring tersebut dikeluarkan dengan hati-hati dari tiga bangkai paus yang terdampar yakni paus minke, paus bungkuk, dan sei. Mereka, kemudian meniup udara melalui struktur besar tersebut untuk menghasilkan suara. Sebagai gambaran, pada manusia, suara kita berasal dari getaran ketika udara melewati struktur yang disebut pita suara di tenggorokan kita.
Sementara pada paus, memiliki struktur besar berbentuk U dengan bantalan lemak di bagian atas laring. Anatomi vokal ini memungkinkan mereka bernyanyi dengan mendaur ulang udara, dan mencegah air terhirup. Melalui penelitian ini, ilmuwan telah menghasilkan model suara komputer. Hasilnya menunjukkan bahwa nyanyian paus balin dibatasi pada frekuensi sempit yang tumpang tindih dengan kebisingan yang dihasilkan oleh kapal pelayaran.
Baca juga : Fakta Mosasaurus: Reptil Purba Hidup di Lautan
“Mereka tidak bisa begitu saja memilih, misalnya, bernyanyi lebih tinggi untuk menghindari kebisingan yang kita buat di laut,” jelas Prof Elemans.
Temuan ini memberi kesimpulan jelas bahwa kebisingan laut dapat menghalangi paus untuk berkomunikasi dalam jarak jauh.
Oleh karena itu, pengetahuan ini menjadi sangat penting bagi konservasi paus bungkuk, paus biru, dan hewan laut raksasa lainnya yang terancam punah. (pkl/rfr/man)
Comments 1