Type to search

Jember Pendidikan

Pengurus OSIS SMA di Jember Perangi Pernikahan Dini dan Stunting

Share
Ratusan Pengurus OSIS SMA Sederajat di Jember Bertekad Perangi Pernikahan Dini dan Stunting

SUARAGONG.COM – Ratusan pengurus OSIS dari 175 SMA, SMK, dan MA se-Kabupaten Jember berkomitmen untuk memerangi pernikahan dini dan stunting. Langkah ini diinisiasi melalui kegiatan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini dan Stunting yang digelar di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Selasa (11/11/2025).

Ratusan Pengurus OSIS SMA Sederajat di Jember Bertekad Perangi Pernikahan Dini dan Stunting

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Jember untuk membangun generasi muda yang sehat, cerdas, dan produktif di masa depan. Sosialisasi tersebut menempatkan pelajar sebagai agen perubahan utama dalam melawan dua permasalahan sosial yang berdampak besar bagi masa depan bangsa.

Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Jember, Edy Budi Susilo, yang hadir mewakili Bupati Jember, Gus Fawait, menegaskan bahwa generasi muda Jember memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan. Namun, potensi itu bisa terhambat jika pernikahan dini dan stunting tidak segera dicegah.

“Generasi ini nantinya akan menjadi pemimpin, inovator, dan penggerak kemajuan di masa depan. Namun, potensi besar itu hanya bisa terwujud apabila anak-anak tumbuh dan berkembang secara sehat, cerdas, dan produktif,” ujar Edy Budi Susilo.

Baca Juga : Kemenag–Baznas Probolinggo Sinergi Tekan Pernikahan Dini

Tanggungan Mental, Fisik dan Sosial

Menurutnya, pernikahan dini bukan sekadar masalah usia, melainkan menyangkut kesiapan mental, fisik, dan sosial. Remaja yang menikah di usia muda cenderung belum siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua, yang dapat berisiko terhadap kesehatan ibu dan anak.

“Akibatnya, risiko kehamilan meningkat dan anak yang dilahirkan akan berisiko lebih besar mengalami stunting,” jelasnya.

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Karena itu, mencegah pernikahan dini berarti juga memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

Meskipun angka pernikahan dini di Jember menunjukkan tren menurun, Edy menilai kasus di lapangan masih sering ditemukan dan memerlukan perhatian serius. Ia berharap para pelajar dapat menjadi pelopor dalam penyebaran informasi dan edukasi terkait bahaya pernikahan dini.

“Jadikan isu pencegahan pernikahan dini ini sebagai bagian dari program kerja OSIS kalian. Pengurus OSIS adalah influencer dan panutan di sekolah masing-masing,” tegas Edy.

Penggunaan Media Sosial yang Bijak

Dispora Jember pun mendorong pelajar agar lebih aktif menggunakan media sosial untuk menyuarakan kampanye positif. Serta mengadakan kegiatan diskusi di sekolah dan lingkungan sekitar.

“Saya ingin kalian bangga menjadi generasi emas Jember. Sebuah Generasi yang sehat, berpendidikan tinggi dan berakhlak mulia. Menjadi generasi yang mampu mengangkat nama baik daerah ini,” tandasnya. (Adv/Rio/Aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69