Type to search

Olahraga

Tim Pacuan Kuda Kota Batu Sabet Medali Emas dan Perak Sekaligus di Porprov Jatim 2025

Share
Pacuan kuda Kota Batu

MALANG, SUARAGONG.COM – Kontingen Kota Batu Cabor Pacuan Kuda berhasil mengukir prestasi gemilang mereka dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025. Kemenangan telak diraih dengan dua medali sekaligus, yaitu medali emas dan perak sebagai sumbangan dari satu Cabor untuk menambah koleksi medali Kontingen Kota batu. Prestasi ini semakin mempertegas kekuatan pacuan kuda Kota Batu di ajang olahraga tingkat provinsi.

Prestasi Gemilang Kedua Atlet Berkuda Kantongi Dua Medali

Pertandingan pacuan kuda babak final yang digelar di Equestrian Joyo Grand ini berlangsung ramai dengan hadirnya finalis 9 kontingen pacuan kuda pada, Kamis (3/7/2025). Medali emas dan perak ini dipersembahkan kontingen Kota Batu dari Kelas A kategori pertandingan jump-off, dengan ketinggian rintangan pacuan kuda antara 90-100 cm.

Ajang ini menjadi bukti kualitas dan daya saing pacuan kuda Kota Batu, yang mampu bersaing di tengah tantangan besar. Pada pertandingan itu, joki berkuda Rian Aditya Adrian berhasil menyabet medali emas dengan tunggangan kuda bernama Victoria. Sementara joki Firdaus Lotaan meraih medali perak bersama kudanya, Le Brion.

“Untuk peraih medali perak itu Firdaus, dia di kategori usia 23 tahun sebenarnya, dan untuk peraih medali emas itu Rian Hidayat,” kata Kusdian, selaku pelatih pacuan kuda Kontingen Kota Batu.

Baca juga: Tenis Meja Kota Batu Sumbang Medali Emas di Porprov Jatim 2025

Keraguan Awal Persiapan, Berakhir Bawa Pulang Medali

Diberitakan sebelumnya, persiapan dari kuda yang ditunggangi para atlet masih dipenuhi keraguan. Pasalnya, kualitas kuda yang dimiliki masih kalah saing dibandingkan daerah lain. Harga kuda Kota Batu berkisar Rp 25–30 juta, sementara di daerah seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Kota Malang bisa mencapai Rp 70–80 juta.

Sementara itu, Kusdian menyatakan sudah mempersiapkan timnya sejak awal tahun 2025. Awalnya mereka melatih atlet usia 14 tahun, namun kebijakan baru dari Ketua KONI Kota Batu, Sentot Ari Wahyudi, menetapkan batas usia peserta pacuan kuda menjadi 23 tahun. Hal ini sempat mempengaruhi strategi tim.

“Dengan persiapan yang mepet, karena awalnya kami siapkan anak-anak usia 14 tahun untuk dilatih. Hingga pertengahan latihan, dari pihak KONI merubah aturan batas umur. Dan kami harus ganti atlet di kelas A ini umur 23 tahun. Kendala itu agak mempengaruhi kesiapan kami,” ujar Kusdian.

Kusdian juga mengatakan bahwa kesiapan pelatihan dari atlet sudah lumayan bagus. Meskipun harus menghadapi medan latihan yang sulit karena kondisi cuaca. Lapangan outdoor yang becek akibat musim hujan menjadi tantangan tersendiri bagi para atlet.

“Ya meskipun dari awal sudah ada beberapa kendala seperti cuaca musim hujan, tapi alhamdulillah tetap kita maksimalkan. Hingga hari penutup ini bisa membawa pulang medali emas dan perak, dan itu sangat kita syukuri,” tutup Kusdian. (PKL/dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *