Gaes !!! Panasnya Voli Pantai Putri Olympic 2024
Share

Suaragong – Final voli pantai putri Olimpiade 2024 ternyata lebih dari sekadar pertandingan. Karena di bawah Menara Eiffel, drama pecah antara Brasil dan Kanada. Duel seru ini tak hanya menghadirkan aksi menegangkan di lapangan. Tapi juga pertikaian yang hampir mengubah jalannya pertandingan. Adu mulut antara keduanya dimulai saat saling mengejek.
Brasil, yang diwakili oleh duo Ana Patricia Silva Ramos dan Eduarda Santos Lisboa, menghadapi Kanada dengan pasangan Melissa Humana-Paredes dan Brandie Wilkerson. Setelah Brasil merebut gim pertama dengan kedudukan ketat 26-24 dan Kanada membalas di gim kedua dengan skor 21-12, semua mata tertuju pada gim ketiga yang menentukan.
Ketegangan memuncak saat Brasil memimpin 11-8 di gim ketiga. Terjadi keributan besar antara Ana Patricia dan pemain Kanada. Sehingga membuat suasana semakin memanas. Adu mulut makin tak terkendali hingga wasit harus turun tangan. Bahkan memberikan kartu kuning kepada Brandie Wilkerson. Sepertinya, pertandingan ini membutuhkan lebih dari sekadar aturan lapangan.

Panasnya Voli Pantai Putri Olympic 2024 (Media Suaragong)
Ketegangan Mencair
Di tengah ketegangan, DJ lapangan membuat langkah cerdas dengan memutar lagu ikonik John Lennon, “Imagine”. Lagu perdamaian ini sukses mencairkan suasana dan membuat para penonton bernyanyi serempak. Tak lama kemudian, para pemain pun terlibat dalam gelak tawa dan tepuk tangan. Akhirnya mengubah tensi tinggi menjadi momen persahabatan.
Setelah suasana mereda, Brasil melanjutkan pertandingan dan mengakhiri gim ketiga dengan kemenangan 15-10, meraih medali emas. Namun, yang lebih menarik adalah momen post-match di podium. Baik Wilkerson maupun Ramos terlihat bersahabat dan bercanda dalam konferensi pers. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketegangan di lapangan hanyalah bagian dari pertandingan yang keras.
Baca juga: Pelari Seksi Asal Jerman: Alica Schmidt
“Ini adalah pertempuran hebat dan kami semua berjuang untuk medali emas.” Kata Wilkerson, seperti dikutip dari New York Post.
“Namun setelah pertandingan, semuanya adalah tentang cinta dan rasa hormat. Kami mengeluarkan yang terbaik satu sama lain dan merasakan kehormatan bermain di sini.” Lanjutnya.
Wilkerson menambahkan, “Bermain di final di bawah Menara Eiffel melawan yang terbaik di dunia adalah kemenangan tersendiri.”
Jadi begitulah gaes. Di bawah landmark ikonik Paris, olahraga dan perdamaian bertemu dalam pemandangan yang tak terlupakan. (Ind/rfr)