Panglima TNI Dukung Wacana Siswa Nakal Dibina di Barak Militer
Share

SUARAGONG.COM – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan dukungan terhadap program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akan mengirim siswa bermasalah ke barak militer dan kepolisian untuk menjalani pelatihan kedisiplinan. Menurutnya, kebijakan ini tidak perlu diributkan karena praktik serupa telah diterapkan di banyak negara maju.
Panglima TNI Dukung Program Pendisiplinan Siswa Nakal Masukkan Barak TNI
“Jangan terlalu berlebihan ya. Negara maju seperti Singapura dan Korea Selatan juga menerapkan wajib militer bagi warganya. Jadi ini bukan hal baru,” ujar Agus Subiyanto dalam pernyataan yang dikutip dari Primetime News Metro TV, Kamis (1/5/2025).
Agus menjelaskan bahwa pelatihan yang dimaksud bukan latihan militer bersenjata, melainkan pendidikan disiplin yang berfokus pada penguatan mental, efisiensi waktu, dan gaya hidup sehat bagi siswa bermasalah.
Didukung Menhan: “Kalau Mau Nitip, Boleh Saja”
Dukungan juga datang dari Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia menyambut baik inisiatif Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang dinilainya sebagai upaya membentuk karakter dan ketertiban siswa.
“Kami dari TNI tentu mendukung upaya membentuk kedisiplinan anak-anak. Kalau mau nitip, boleh saja,” ujarnya singkat.
Baca Juga : Gubernur Jabar Sebut Pemain Mobile Legends Termasuk Siswa Nakal,
Masih Bisa Belajar Normal
Sementara itu, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa siswa yang akan dibina di barak tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Guru dari sekolah asal akan datang mengajar di lokasi yang telah disediakan di dalam lingkungan barak TNI atau Polri.
“Tidak ada yang berubah dari kurikulum atau proses belajarnya. Hanya lokasinya saja yang berbeda. Mereka tetap belajar, hanya saja di lingkungan yang lebih tertib dan terkontrol,” jelas Dedi.
Dedi menambahkan, anak-anak yang akan mengikuti program ini adalah mereka yang terlibat kenakalan akut, bahkan mengarah ke tindakan kriminal. Tujuan utama program ini adalah membentuk ulang pola pikir, kesehatan mental, dan kebugaran fisik para siswa.
“Bukan untuk latihan perang-perangan, tapi untuk membangun kesehatan pikiran, mental, dan raga mereka. Supaya tidak minum, tidak merokok, tidak pakai obat-obatan seperti eksimer dan ciu yang marak di mana-mana,” tegasnya.
Baca Juga : Siswa Bermasalah di Jabar Akan Dikirim ke Barak TNI-Polri: Disiplin Jadi Prioritas
Dimulai 2 Mei, Berlangsung Hingga 1 Tahun
Program pelatihan ini akan dimulai pada Jumat, 2 Mei 2025, dengan durasi pelatihan antara enam bulan hingga satu tahun. Dedi menyebut pihaknya sudah mengumpulkan para kepala sekolah serta dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota agar surat edaran terkait program ini bisa segera dijalankan secara bertahap.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemprov Jabar menghadirkan solusi konkret terhadap meningkatnya kenakalan remaja dan keresahan guru serta orang tua yang merasa kewalahan dalam mendidik anak-anak mereka. (Aye)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News