Suaragong.com – Pasukan darat Israel telah maju melampaui zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan Israel-Suriah pada akhir pekan lalu, menandai perubahan signifikan dalam strategi militer Israel. Penempatan pasukan ini, yang pertama sejak Perang Oktober 1973, melihat pasukan Israel menguasai posisi-posisi penting di sisi Suriah dari Dataran Tinggi Golan, termasuk puncak Gunung Hermon, yang dianggap krusial untuk menstabilkan area tersebut.
Ketidakstabilan di Suriah
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketidakstabilan di Suriah, di mana kelompok pemberontak berhasil membuat kemajuan signifikan dalam upaya mereka untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Negara-negara tetangga kini bersiap menghadapi dampak dari kemungkinan jatuhnya rezim Assad, dengan Israel mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengamankan perbatasannya dan mencegah ancaman dari wilayah tersebut.
Pengumuman Penempatan Pasukan oleh Israel
Letnan Jenderal Herzi Halevi, Kepala Staf Militer Israel, mengonfirmasi penempatan pasukan tersebut pada Sabtu malam. Ia menyatakan bahwa pasukan Israel telah “menempatkan pasukan di wilayah Suriah.” Meskipun tidak ada penjelasan lebih lanjut, langkah ini menandai pertama kalinya pasukan Israel memasuki wilayah Suriah secara terbuka sejak perjanjian gencatan senjata 1974 yang mengakhiri konflik sebelumnya antara kedua negara.
Operasi Militer Israel di Suriah
Israel selama ini telah melakukan operasi secara diam-diam di Suriah, terutama dengan menargetkan posisi-posisi dan jalur pasokan Hezbollah. Namun, penempatan pasukan darat di luar zona demiliterisasi ini menunjukkan perubahan kebijakan yang signifikan. Selain operasi darat, Angkatan Udara Israel juga melakukan serangan udara pada aset-aset militer Suriah yang strategis. Aset Strategis termasuk stok senjata kimia, sistem radar, dan misil Scud yang berpotensi jatuh ke tangan kelompok pemberontak atau ekstremis.
Tindakan Defensif Israel
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi pada hari Minggu. Ia mengatakan bahwa pasukan Israel telah mengambil alih pos-pos militer yang ditinggalkan oleh pasukan Suriah di zona penyangga. Ia menyebut langkah tersebut sebagai tindakan defensif sementara. Militer Israel juga memberlakukan jam malam di beberapa desa Suriah di daerah tersebut, memerintahkan penduduk untuk tetap berada di rumah hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Dampak Potensial bagi Keamanan Regional
Meskipun Israel menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam konflik internal Suriah. Mereka menyatakan bahwa operasi militer di wilayah tersebut akan terus dilanjutkan demi menjaga keamanan Israel. Perkembangan ini memunculkan kekhawatiran akan meningkatnya ketidakstabilan regional dan kemungkinan keterlibatan militer Israel yang lebih intensif seiring situasi di Suriah yang semakin memburuk. Tindakan ini berpotensi memperburuk ketegangan di kawasan yang sudah penuh dengan konflik di Timur Tengah.
Baca Juga : Ibukota Suriah, Damaskus, Resmi Jatuh, Assad Melarikan Diri
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).