“Saya memikirkan Gaza dengan kesedihan yang mendalam. Begitu banyak kekejaman—anak-anak yang menjadi korban senjata, sekolah dan rumah sakit yang dibom… Betapa kejamnya,” ujarnya dengan nada penuh empati.
Gencatan Senjata untuk Natal
Selain mengungkapkan keprihatinannya atas konflik di Gaza, Paus juga menyerukan penghentian kekerasan di seluruh dunia, khususnya selama perayaan Natal.
“Biarkan senjata-senjata diam, dan biarkan lagu-lagu Natal menggema,” tegasnya. Ajakan ini tidak hanya ditujukan kepada pihak-pihak yang bertikai di Gaza, tetapi juga di Ukraina, Timur Tengah, dan wilayah lain yang masih dilanda perang.
Paus menyoroti penderitaan yang terus berlangsung akibat perang di Ukraina, yang telah dimulai sejak Februari 2022. Konflik tersebut, menurutnya, tidak hanya membawa korban jiwa, tetapi juga menghancurkan infrastruktur vital seperti sekolah, rumah sakit, dan gereja.
Pesan Natal yang Menggema untuk Perdamaian Dunia
Pesan Natal Paus Fransiskus tahun ini kembali menjadi seruan global untuk perdamaian, menggugah hati semua pihak agar menghentikan kekerasan dan mengutamakan kemanusiaan. Dalam keheningan Natal, Paus berharap dunia mendengar panggilan untuk memeluk perdamaian dan meninggalkan kekejaman perang yang terus melukai generasi mendatang.
Paus Fransiskus kembali menyuarakan keprihatinannya atas berbagai konflik global yang terus berlanjut. Dalam pesan Natalnya, ia tidak hanya menyoroti situasi di Gaza dan Ukraina, tetapi juga menyerukan perdamaian di Mozambik, sebuah negara di Afrika Timur yang tengah berjuang melawan kemiskinan dan kekerasan.
“Dialog dan upaya mencari kebaikan bersama, yang didukung oleh iman dan niat baik, dapat mengalahkan ketidakpercayaan dan perpecahan,” ujar Paus dengan penuh harapan, menyerukan dialog sebagai kunci mengatasi perpecahan.
Baca juga : Paus Fransiskus Serukan Penyelidikan Dugaan Genosida di Gaza
Kecaman Keras terhadap Kekerasan di Gaza
Sebelumnya, pada Sabtu, Paus mengecam keras serangan udara Israel di Gaza yang ia sebut sebagai tindakan “bengis.” Perang yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 ini telah merenggut lebih dari 45.200 nyawa, sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Israel juga menghadapi tekanan dari hukum internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang. Selain itu, gugatan genosida terhadap Israel kini sedang diproses di Mahkamah Internasional.
Di tengah dunia yang dilanda konflik, seruan Paus Fransiskus menjadi pengingat pentingnya keadilan dan perdamaian. Dengan nada penuh empati dan tegas, ia menekankan bahwa hanya melalui dialog dan niat baik, manusia dapat membangun dunia yang lebih damai dan berkeadilan.
Pesan ini, yang menggema di masa Natal, menjadi panggilan universal bagi semua pihak untuk meninggalkan kebencian dan kekerasan, serta mengutamakan kemanusiaan di atas segalanya. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news