Type to search

Peristiwa

PBB Sahkan Deklarasi Solusi Dua Negara: Palestina dan Israel

Share
Majelis Umum PBB, (14/9/2025) resmi mengesahkan deklarasi bersejarah yang menegaskan langkah-langkah konkret antara Palestina dan Israel

SUARAGONG.COM – Angin segar bagi perjuangan Palestina berhembus dari markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Majelis Umum PBB pada Minggu (14/9/2025) resmi mengesahkan deklarasi bersejarah yang menegaskan langkah-langkah konkret, terikat waktu, dan tidak dapat dibatalkan menuju solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

Majelis Umum PBB Mengesahkan Deklarasi Solusi Antara Israel dan Palestina

Deklarasi sepanjang tujuh halaman ini merupakan hasil konferensi internasional pada Juli lalu yang digagas Arab Saudi dan Prancis. Meski Amerika Serikat dan Israel memilih memboikot, mayoritas anggota PBB mendukung resolusi tersebut. Dari 193 negara, 142 memberikan suara setuju, 10 menolak, dan 12 abstain.

Jelang Pengakuan Palestina oleh Negara-Negara Barat

Pemungutan suara ini digelar hanya sepekan sebelum pertemuan para pemimpin dunia di sela-sela Sidang Umum PBB, 22 September mendatang. Inggris, Prancis, Kanada, Australia, dan Belgia disebut-sebut akan secara resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Deklarasi ini menandai babak baru diplomasi internasional. Di dalamnya, PBB mengecam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, sekaligus mengutuk tindakan Israel yang menyerang warga sipil, menghancurkan infrastruktur, hingga memberlakukan blokade yang menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza.

Respon Beragam: Eropa dan Teluk Dukung, AS-Israel Menolak

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menyebut resolusi ini sebagai titik balik. “Untuk pertama kali hari ini, PBB mengadopsi teks yang mengutuk Hamas atas kejahatannya dan menyerukan mereka menyerahkan diri dan melucuti senjatanya,” ujarnya lewat unggahan di X.

Negara-negara Teluk Arab kompak mendukung resolusi tersebut. Namun, ada beberapa negara yang menolak, atau memilih menolak antaranya :

  • Israel
  • Amerika Serikat (AS)
  • Argentina,
  • Hongaria,
  • Mikronesia,
  • Nauru,
  • Palau,
  • Papua Nugini,
  • Paraguay, dan
  • Tonga

Diplomat AS, Morgan Ortagus, menyebut resolusi ini sebagai “aksi publisitas yang salah arah” dan menuduh PBB justru memberi “hadiah bagi Hamas”. Menurut Washington, langkah ini memperpanjang perang dan merusak prospek perdamaian.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, lebih keras lagi. Ia menyebut deklarasi itu sebagai “sandiwara belaka” yang justru memberi ruang bagi terorisme.

Namun, angka-angka di lapangan berbicara lebih lantang daripada retorika politik. Israel mencatat 1.200 korban tewas akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dengan 251 orang disandera. Di sisi lain, otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 64.000 warga sipil tewas akibat agresi Israel sejak perang berkecamuk.

Dengan deklarasi ini, PBB juga menyerukan diakhirinya perang di Gaza “sekarang juga” dan mendukung pengerahan misi stabilisasi internasional sementara yang diamanatkan Dewan Keamanan PBB.

Baca JugaNetanyahu Kekeh Lanjutkan Operasi Militer di Gaza

Babak Baru Diplomasi Palestina

Deklarasi solusi dua negara yang kini disahkan Majelis Umum jelas bukan akhir dari jalan panjang konflik Israel-Palestina. Namun, ini adalah momentum penting yang membuka jalan lebih lebar bagi pengakuan internasional terhadap Palestina.

Dunia kini menanti, apakah janji pengakuan dari negara-negara besar benar-benar terwujud, atau hanya berhenti pada kata-kata indah di podium diplomasi. (Aye/sg)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69