Pelatihan Deep Learning bagi Tenaga Ajar dan Kepala Sekolah Probolinggo
Share

PROBOLINGGO, SUARAGONG.COM – Pendidikan di Kabupaten Probolinggo kembali mendapat perhatian serius. Kali ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo. Menyelenggarakan pelatihan pembelajaran mendalam atau deep learning bagi tenaga ajar dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP. Program ini menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan sekaligus menyongsong penerapan kurikulum nasional terbaru. Pelatihan ini berlangsung pada 6 hingga 11 September 2025, dengan melibatkan 98 satuan pendidikan penerima BOS Kinerja dari pemerintah pusat. Kegiatan dilaksanakan secara serentak di delapan titik lokasi berbeda. Para tenaga ajar mengikuti pelatihan selama enam hari penuh, sementara kepala sekolah menjalani lima hari pelatihan dengan jadwal yang sama.
Fokus pada Mutu Pendidikan dan Kurikulum Baru
Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, secara resmi membuka pelatihan di Koordinator Wilayah Bidang Dikdaya Kecamatan Wonomerto. Ia menegaskan, pelatihan deep learning Probolinggo bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata untuk mempersiapkan tenaga ajar dan kepala sekolah menghadapi tantangan pendidikan di era baru.
“Pembelajaran mendalam ini dirancang agar tenaga ajar mampu menghadirkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, bukan hanya berpusat pada materi semata, tetapi juga membentuk karakter, kreativitas, serta kemampuan berpikir kritis siswa,” ujar Dwijoko.
Kurikulum terbaru menekankan pada keterampilan abad ke-21, yakni berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, serta komunikatif. Melalui pelatihan ini, diharapkan tenaga ajar dapat merancang metode pembelajaran yang lebih kontekstual, relevan, dan menyenangkan.
Baca juga: Sekolah Sepi Murid, SDN Warujinggo 2 Probolinggo Terancam Tutup
Pembagian Lokus dan Peserta
Pelatihan ini terbagi dalam dua tahap besar dengan delapan titik lokus. Sebanyak tiga lokus dikhususkan untuk 88 kepala sekolah, tiga lokus lainnya untuk 77 tenaga ajar SD, dan dua lokus sisanya untuk 43 tenaga ajar SMP.
Beberapa lokasi pelatihan kepala sekolah meliputi SDN Pajurangan Kecamatan Gending, Korwil Bidang Dikdaya Kecamatan Wonomerto, dan SDN Kedungdalem 2 Kecamatan Dringu. Sementara pelatihan tenaga ajar SD salah satunya dipusatkan di SDN Betek 3 Kecamatan Krucil.
Peserta datang dari berbagai kecamatan, termasuk Tiris dan Maron, yang dikumpulkan di satu lokasi untuk memaksimalkan interaksi dan kolaborasi. Hal ini membuat suasana pelatihan lebih hidup karena tenaga ajar dapat saling bertukar pengalaman mengajar dengan rekan sejawat dari wilayah lain.
Baca juga: Gubernur Jatim Tinjau Hari Pertama Sekolah Rakyat Kota Probolinggo
Metode Interaktif dan Kolaboratif
Selama enam hari pelatihan, para tenaga ajar tidak hanya menerima teori semata. Mereka dilibatkan aktif dalam diskusi kelompok, simulasi kelas, serta berbagi praktik baik. Selain itu, peserta juga ditugaskan menyusun rencana pembelajaran berbasis pendekatan deep learning.
Menurut Like Widyawati, Analis Kebijakan Muda Disdikdaya Kabupaten Probolinggo yang turut memberikan arahan langsung di SDN Betek 3 Kecamatan Krucil, pelatihan ini mengutamakan partisipasi aktif peserta.
“Pelatihan deep learning Probolinggo bukan sekadar transfer teori. Tenaga ajar didorong untuk menggali pengalaman mengajar mereka sendiri, kemudian merefleksikannya dalam konteks kurikulum baru. Dengan begitu, hasil pelatihan akan lebih membumi dan mudah diaplikasikan di kelas,” jelas Like.
Ia menambahkan, pelatihan deep learning memberi ruang lebih luas bagi siswa Probolinggo untuk mengeksplorasi materi secara mendalam, berpikir kritis, dan belajar aktif baik di dalam maupun di luar kelas.
Baca juga: MUI Kabupaten Probolinggo Gelar Pelatihan Karakter Tenaga Ajar Agama
Antusiasme Tenaga Ajar dan Kepala Sekolah
Suasana pelatihan tampak penuh semangat. Para tenaga ajar antusias mengikuti setiap sesi, mulai dari materi pengantar, praktik simulasi, hingga diskusi kelompok. Banyak peserta yang mengaku mendapatkan inspirasi baru untuk diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah masing-masing.
“Pelatihan ini membuka wawasan kami. Kami jadi lebih paham bagaimana membuat pembelajaran lebih interaktif dan dekat dengan kehidupan nyata siswa,” ungkap salah satu peserta tenaga ajar SD dari Kecamatan Tiris.
Kepala sekolah pun menyambut baik kegiatan ini. Mereka melihat pelatihan deep learning sebagai jawaban atas tantangan pendidikan yang semakin kompleks, terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi dan kebutuhan siswa generasi digital di Probolinggo.
Baca juga: Kota Probolinggo Serukan Gemarikan di Hari Anak Nasional
Menyongsong Pendidikan yang Lebih Bermakna
Menurut Like Widyawati, pelatihan ini adalah langkah awal strategis bagi Kabupaten Probolinggo dalam menyongsong kurikulum baru. Dengan keterlibatan langsung tenaga ajar dan kepala sekolah, proses transisi diharapkan dapat berjalan mulus dan berdampak nyata bagi siswa.
“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan di Kabupaten Probolinggo tidak hanya mengejar target angka, tetapi juga mencetak generasi yang berkarakter, kreatif, dan siap menghadapi masa depan,” tegasnya.
Dwijoko Nurjayadi juga menekankan pentingnya keberlanjutan program seperti ini. Ia berharap, setelah pelatihan, tenaga ajar dapat menularkan semangat pembelajaran mendalam kepada rekan-rekan lain di sekolah, sehingga dampaknya bisa lebih luas. (duh)