Pelatihan Kepemimpinan Pengawas di Jombang Sukses
Share
SUARAGONG.COM – Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan 8 di Kabupaten Jombang akhirnya ditutup dengan penuh gegap gempita. Acara yang digelar oleh BPSDM Provinsi Jawa Timur bersama BKPSDM Jombang ini ditutup di Ruang Bung Tomo, Kantor Setdakab Jombang, Selasa (23/9/2025).
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Kabupaten Jombang Ditutup
Swara Ahli Madya BPSDM Jatim, Dr. Syamsul Arifin, yang hadir mewakili Kepala BPSDM, memberi apresiasi tinggi kepada peserta dan panitia. “Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dari BKPSDM Kabupaten Jombang, termasuk narasumber dan pemangku materi yang telah bersinergi dalam menyukseskan jalannya pelatihan,” ucapnya.
Namun, Dr. Syamsul juga memberi sindiran halus agar hasil pelatihan tidak sekadar berhenti pada dokumen manis. “Saya berharap aksi perubahan yang telah dirancang bukan hanya menjadi dokumen ceremonial, tapi benar-benar menjadi komitmen nyata untuk diimplementasikan, dikembangkan, dan ditularkan,” tegasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, juga ikut memberikan pesan moral. “Semoga ilmu, wawasan, dan keterampilan kepemimpinan yang telah diperoleh dapat diterapkan secara nyata di instansi masing-masing, demi peningkatan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Jombang,” katanya. Pesan yang sederhana, tapi selalu diulang dari tahun ke tahun: implementasi di lapangan.
Baca Juga : Semarak Pekan Olahraga Siswa SD Jombang Junjung Sportivitas
Hasil Akhir Pelatihan
Sementara itu, Kepala BKPSDM Jombang, Anwar, membeberkan hasil akhir pelatihan: 40 peserta dari pejabat eselon empat dinyatakan lulus. Dengan rincian 10 predikat sangat memuaskan dan 30 memuaskan. “Saya berharap ilmu yang sudah didapat dari pelatihan dapat diterapkan di OPD masing-masing, sehingga pelayanan masyarakat semakin baik,” ujarnya penuh optimisme.
Meski semua lulus dan predikatnya terdengar indah. Tantangan sebenarnya baru dimulai ketika para pejabat ini kembali ke meja kerja masing-masing. Apakah mereka bisa menjadi pengawas yang inspiratif, teladan dengan integritas. Sekaligus agen perubahan di tengah birokrasi yang seringkali justru resisten terhadap perubahan?
Pelatihan boleh berakhir dengan sukses, sertifikat boleh dibingkai rapi di dinding kantor. Namun publik pasti akan menunggu: mampukah lulusan PKP ini menghadirkan pelayanan publik yang benar-benar “bersih, profesional, dan melayani”. Seperti jargon yang diusung? (Ale/sg)

