30 Tunanetra Probolinggo Latihan Mandiri
Share

SUARAGONG.COM – Tunanetra di Kabupaten Probolinggo kini semakin percaya diri untuk menapaki jalan kemandirian. Selama dua hari, tepatnya Sabtu–Minggu (27–28/9/2025), Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo menyelenggarakan Pelatihan Tunanetra Probolinggo Mandiri berupa Orientasi Mobilitas (OM) dan Activity of Daily Living (ADL). Kegiatan ini digelar di aula SMP Namira Probolinggo dan menghadirkan suasana penuh semangat serta kebersamaan.
Sebanyak 30 peserta tunanetra pemula, baik dari wilayah Kabupaten maupun Kota Probolinggo, mengikuti pelatihan ini dengan antusias. Program tersebut juga mendapat dukungan penuh dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo. Bahkan, untuk memperkaya pengetahuan, panitia menghadirkan Ketua Dewan Pengawas Daerah (Dewasda) Pertuni Jawa Timur serta Ketua Pertuni Jawa Timur sebagai narasumber utama.
Meningkatkan Kemandirian Sejak Dini
Materi Pelatihan Tunanetra Probolinggo Mandiri tidak terbatas pada teori semata. Peserta mendapatkan bimbingan tentang komunikasi dan interaksi sosial, hingga praktik langsung dalam penggunaan tongkat yang benar. Hal ini penting karena sebagian besar peserta masih salah dalam mengaplikasikan tongkat saat beraktivitas sehari-hari, khususnya ketika berada di ruang publik atau kantor pemerintah.
Ketua DPC Pertuni Kabupaten Probolinggo, Moh Ansori, menegaskan bahwa pelatihan ini sangat krusial bagi perkembangan diri tunanetra.
“Pelatihan OM ini terfokus pada bagaimana teman-teman tunanetra mengenal lingkungan,” jelasnya.
Ansori berharap, setelah mendapatkan materi dan praktik, para peserta akan lebih mudah beradaptasi ketika berada di tempat baru. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh dapat langsung diterapkan dalam keseharian mereka.
Baca juga: Tetangga Bejat di Rusunawa Probolinggo, Polisi Tangkap Pelaku Pemerkosaan
Fokus pada Mobilitas dan Keterampilan Hidup
Pelatihan Tunanetra Probolinggo Mandiri tidak hanya mengajarkan penggunaan tongkat secara benar, tetapi juga melatih kepekaan tunanetra dalam mengenali kondisi sekitar. Hal ini menjadi bekal penting agar mereka bisa menjelajah lingkungan dengan lebih percaya diri dan aman.
Sementara itu, pada sesi ADL (Activity of Daily Living), para peserta diberikan keterampilan dasar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mulai dari melipat dan merapikan pakaian, memilih jenis pakaian sesuai kebutuhan, hingga mempraktikkan etika makan dan minum.
“Jadi tidak hanya mobilitas, tapi juga keterampilan hidup yang membuat mereka lebih mandiri,” tegas Ansori.
Ia menambahkan, dengan keterampilan yang terlatih, tunanetra diharapkan tidak lagi terlalu bergantung pada orang lain dalam menjalankan aktivitas harian.
Baca juga: Kota Probolinggo Jalani Validasi Lapangan Kota Sehat 2025
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Pertuni Kabupaten Probolinggo berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih besar bagi para peserta. Menurut Ansori, selama ini hanya sedikit penyandang tunanetra yang bisa tampil mewakili organisasi di pemerintahan atau instansi lain.
“Selama ini hanya sedikit yang bisa mewakili Pertuni di pemerintahan atau instansi lain. Mungkin hanya sekitar 10 persen saja,” ujarnya.
Dengan adanya Pelatihan Tunanetra Probolinggo Mandiri, diharapkan jumlah tersebut bisa meningkat seiring dengan kesiapan para anggota dalam mengambil peran di masyarakat. Kemandirian yang ditempa sejak dini akan membuka peluang partisipasi lebih luas di berbagai bidang.
Baca juga: Jaga Kota Kondusif Probolinggo Fokus Kewaspadaan Dini
Dukungan Pemerintah Daerah
Sementara itu, Penyuluh Sosial Muda Dinsos Kabupaten Probolinggo, Mukminah, memberikan apresiasi terhadap pelatihan ini. Ia menilai bahwa kegiatan tersebut menjadi langkah penting agar penyandang disabilitas netra dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
“Tujuan utama dari pelatihan ini adalah bagaimana teman-teman bisa mandiri dan mengurangi ketergantungan kepada orang lain sesuai potensi yang dimilikinya,” ujarnya.
Mukminah menegaskan, pihaknya akan terus memberikan dukungan berupa fasilitasi program dan pelatihan serupa di masa mendatang. Hal ini bertujuan agar para tunanetra semakin siap menghadapi kehidupan dengan lebih percaya diri.
“Melalui Pelatihan Tunanetra Probolinggo Mandiri, mereka tidak hanya diajarkan cara menggunakan alat, tetapi juga bagaimana mengenal lingkungan serta meningkatkan kepekaan terhadap sekitar,” pungkasnya. (duh/dny)