Model ini memiliki peran vital, terutama dalam navigasi satelit, pesawat terbang, dan perangkat smartphone yang mengandalkan layanan seperti Google Maps untuk orientasi. Meskipun pembaruan ini dirancang untuk memastikan keakuratan sistem navigasi, sebagian besar pengguna kemungkinan tidak akan merasakan perbedaan signifikan dalam aktivitas sehari-hari.
Mengapa Model Magnetik Dunia Harus Diperbarui?
Pembaruan Model Magnetik Dunia dilakukan secara berkala setiap lima tahun untuk menyesuaikan perubahan medan magnet akibat pergerakan inti luar Bumi. Perubahan ini disebabkan oleh dinamika kompleks di dalam Bumi yang sulit diprediksi.
William Brown, seorang ahli geofisika dari BGS yang terlibat dalam pengembangan model ini, menjelaskan bahwa pembaruan diperlukan karena akurasi model mulai menurun seiring waktu. “Biasanya, setelah lima tahun, model mulai kehilangan presisi yang diharapkan. Dengan data tambahan selama lima tahun terakhir, kami dapat membuat prediksi yang lebih baik untuk masa depan,” ungkap Brown.
Terkadang, penyimpangan medan magnet yang tidak terduga memaksa pembaruan dilakukan lebih cepat dari jadwal. Sebagai contoh, pada tahun 2019, NCEI dan BGS merilis pembaruan di luar siklus untuk mengatasi percepatan pergerakan inti luar yang menyebabkan kutub utara magnet bergeser lebih cepat dari biasanya.
Baca juga : Penemuan Pulau Baru: Teknologi Ungkap Kekayaan Nusantara
Kutub Utara Magnetik dan Geografis
Penting untuk memahami bahwa kutub utara magnetik berbeda dari kutub utara geografis. Kutub utara geografis adalah titik di mana sumbu rotasi Bumi bertemu dengan permukaan planet, tempat semua garis bujur bertemu. Sementara itu, kutub utara magnetik adalah titik di Belahan Bumi Utara di mana garis medan magnet Bumi mengarah langsung ke planet.
Pergerakan inti luar yang kompleks membuat kutub utara magnetik terus bergeser puluhan mil setiap tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, pergeseran ini telah membawa kutub utara magnetik dari wilayah Kanada ke Siberia. Hal ini disebabkan oleh medan magnet Bumi yang sedikit asimetris dan lebih kompleks daripada medan magnet batang sederhana.
Meski perubahan ini signifikan dari sudut pandang ilmiah, mayoritas pengguna teknologi navigasi tidak perlu khawatir. Pembaruan model dirancang agar transisi berjalan mulus tanpa memengaruhi pengalaman pengguna. “Bagi kebanyakan orang, tidak ada yang perlu diubah. Aplikasi navigasi tetap berfungsi seperti biasa karena akurasi model sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Brown.
Dengan dirilisnya pembaruan ini, ilmuwan berharap dapat terus memantau dan memahami dinamika medan magnet Bumi, memastikan teknologi modern tetap berjalan optimal, serta mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di masa mendatang. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news