Pemberantasan PETI di Kuansing
Share

SUARAGONG.COM – Kuansing alias Kuantan Singingi lagi panas nih, bukan karena cuaca, tapi karena war on illegal mining alias PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin) yang makin gila-gilaan. Tapi tenang, polisi dan tim gabungan gak tinggal diam. Mereka udah tancap gas buat pemberantasan PETI Kuansing ilegal yang merusak lingkungan, apalagi menjelang acara Pacu Jalur, event tradisional tahunan yang selalu dinanti-nanti warga Riau.
PETI di Kuansing Masalah Lama yang Gak Kunjung Tamat
Kalo ngomongin PETI di Kuansing, sebenernya ini bukan isu baru. Tambang emas ilegal udah lama jadi masalah di daerah itu. Banyak oknum yang nekat main tambang tanpa izin demi cuan instan. Tapi sayangnya, yang dikorbanin tuh bukan cuma hukum, tapi juga lingkungan. Sungai-sungai tercemar, hutan dibabat, dan masyarakat sekitar juga ikut kena getahnya.
Saking parahnya, aktivitas tambang ilegal ini udah kayak jamur di musim hujan. Terutama di daerah seperti Kecamatan Kuantan Mudik dan Hulu Kuantan, PETI ini tumbuh subur banget. Padahal ya, selain merusak alam, PETI juga bisa ngerusak citra daerah, apalagi Kuansing punya event besar kayak Pacu Jalur yang udah dikenal nasional.
Baca juga: Kemenpar Sambut Pencabutan 4 Izin Tambang di Raja Ampat
Operasi Gabungan Polisi, TNI, dan Pemda
Nah, biar gak makin ngelunjak, Polda Riau pun langsung gercep alias gerak cepat. Jelang event Pacu Jalur yang bakal digelar Agustus ini, operasi pemberantasan PETI Kuansing digencarkan abis-abisan. Gak main-main, tim gabungan dari Polda Riau, Polres Kuansing, TNI, dan Satpol PP turun langsung ke lokasi-lokasi rawan tambang ilegal.
Salah satu operasi yang cukup mencolok terjadi di Desa Sungai Alah, Kecamatan Hulu Kuantan. Di sana, petugas berhasil memusnahkan 4 rakit PETI yang sebelumnya beroperasi liar di aliran Sungai Kuantan. Gubernur Riau sendiri, Edy Natar Nasution, ikut hadir dan menyaksikan langsung pemusnahan alat tambang tersebut. Katanya sih, ini bentuk keseriusan pemerintah dalam menjaga lingkungan dan nama baik daerah.
“Saya minta ke depan penanganan PETI ini gak cuma insidentil. Harus berkelanjutan dan terstruktur. Jangan sampai nunggu viral dulu baru bergerak.” bilang Gubernur
Ucapan itu langsung dapet banyak dukungan, terutama dari warga yang udah lama ngerasa risih sama kegiatan tambang ilegal ini.
Baca juga: 5 Perusahaan Tambang Beroperasi di Raja Ampat
Pacu Jalur Identitas Budaya yang Harus Dilindungi
Kenapa sih pemberantasan PETI ini tiba-tiba dipercepat banget? Salah satu alasannya adalah event Pacu Jalur, lomba perahu tradisional yang udah jadi ikon Kuansing. Ini bukan lomba biasa, gaes. Ini budaya! Setiap tahun, ribuan orang dateng buat nonton, termasuk wisatawan dari luar daerah. Sungai Kuantan jadi panggung utama, jadi ya harus bersih, aman, dan gak boleh tercemar sama limbah tambang.
Bayangin aja kalo pas Pacu Jalur, air sungainya keruh karena limbah merkuri dari PETI. Ilfeel banget gak sih? Apalagi acara ini bukan sekadar lomba, tapi simbol persatuan, kekompakan, dan warisan leluhur yang udah turun-temurun dijaga sama masyarakat Kuansing.
Makanya, Polda Riau ngadain Operasi Peti Menumbing 2025, nama operasinya unik ya, tapi isinya serius banget. Mereka sweeping alat berat, memeriksa lokasi yang dicurigai jadi markas PETI, dan tentunya mengedukasi warga agar gak ikut-ikutan dalam kegiatan ilegal itu.
Baca juga: Melly Mike Pastikan Tampil di Festival Pacu Jalur Kuansing
Bukan Cuma Ditindak Tapi Juga Diberi Solusi
Yang menarik dari upaya pemberantasan PETI kali ini adalah pendekatannya gak cuma pakai kekuatan. Tapi juga pakai otak dan hati. Maksudnya, petugas gak cuma main tangkap dan musnahkan, tapi juga ngajak ngobrol warga dan kasih solusi jangka panjang.
Soalnya, banyak pelaku PETI tuh sebenernya warga lokal yang terpaksa ikut-ikutan karena gak punya pilihan kerja lain. Makanya, pemerintah daerah dan aparat juga dorong program-program pemberdayaan masyarakat, mulai dari pelatihan kerja sampe bantuan usaha kecil.
Gubernur Riau juga sempat wanti-wanti agar pendekatan humanis dan ekonomi tetap dikedepankan.
“Kalau cuma ditindak, nanti balik lagi. Harus ada alternatif buat mereka cari nafkah yang halal dan gak merusak lingkungan,” katanya.
Baca juga: Bocah Pacu Jalur Rayyan Arkan Dikha Jadi Duta Pariwisata Riau
Langkah Serius atau Gimik Musiman?
Tapi jujur aja, di balik semua gebrakan ini, masih ada suara-suara skeptis. Beberapa warga dan aktivis lingkungan bilang, jangan sampe operasi ini cuma heboh pas deket-deket acara kayak Pacu Jalur aja. Setelah itu? Balik lagi ke asal.
Dan memang, sejarah udah nunjukin kalau PETI sering muncul kembali setelah situasi dianggap aman. Jadi, konsistensi dari pihak berwenang itu penting banget. Harus ada sistem pengawasan yang jalan terus, bukan cuma muncul pas viral atau pas ada event besar.
Yang jelas, harapan masyarakat sekarang adalah, semoga langkah tegas ini gak berhenti di tengah jalan. PETI bukan cuma soal ilegal, tapi juga soal masa depan lingkungan, budaya, dan anak cucu nanti.
Kuansing Butuh Komitmen Bukan Sekadar Aksi
Di era sekarang, ketika semua orang bisa liat langsung lewat media sosial, apapun yang terjadi di satu daerah bisa viral dalam hitungan menit. Jadi wajar kalau pemberantasan PETI di Kuansing ini dapet spotlight. Tapi spotlight aja gak cukup. Yang dibutuhin adalah komitmen jangka panjang, dari aparat, pemerintah, sampai masyarakat itu sendiri.
Kita semua punya peran. Mulai dari gak tutup mata kalau lihat aktivitas tambang ilegal, sampai ikut dukung program-program ramah lingkungan. Kuansing itu indah, punya budaya hebat kayak Pacu Jalur, dan alam yang luar biasa. (dny)