SUARAGONG.COM – Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk pemerataan ekonomi melalui percepatan penyediaan perumahan, dengan menargetkan 3 juta rumah per tahun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program ini mencakup pembangunan dua juta rumah di pedesaan dan satu juta apartemen di perkotaan, sebagai bagian dari upaya mengatasi backlog perumahan yang mencapai 9,9 juta pada 2023.
Namun, berdasarkan data Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, hingga Oktober 2024, pembangunan rumah baru masih jauh dari target. Dari target 145.976 unit, pemerintah baru merealisasikan 94.086 unit. Capaian ini mencakup rumah susun, rumah khusus, dan rumah swadaya, yang sebagian besar masih jauh dari target.
Untuk mencapai target 3 juta rumah per tahun, dibutuhkan strategi inovatif, termasuk mencari sumber pendanaan alternatif dan memastikan kepastian hukum atas lahan yang digunakan. Pemerintah juga diharapkan menyusun peta jalan yang merinci perencanaan jangka pendek, kendala yang dihadapi, serta peran pihak swasta dalam mencapai target tersebut.
Baca juga : Program 3 Juta Rumah di Era Pemerintahan Prabowo
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menekankan pentingnya gotong royong antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Beberapa perusahaan telah berkomitmen untuk mendukung program ini, namun tantangan besar tetap ada, terutama dalam hal pembiayaan dan tata kelola yang efektif.
Selain itu, pemerintah perlu mengatasi masalah ketepatan data backlog perumahan dan memastikan rumah bersubsidi diterima oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Diperlukan perencanaan yang matang agar program ini dapat berhasil dan rumah yang dibangun tidak menjadi terbengkalai.
Dengan kolaborasi yang tepat dan kebijakan yang mendukung, pemerintah yakin bahwa target 3 juta rumah per tahun dapat tercapai, asalkan perencanaan dan implementasinya dilakukan dengan teliti dan transparan. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news