SUARAGONG.COM – Pemerintah Kabupaten Lamongan siap melakukan peninjauan terhadap gua yang ditemukan oleh warga Dusun Sidowayah, Desa Lawangan, saat mereka melakukan penggalian sumur pada Senin, 7 Oktober 2024 lalu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan, Andhy Kurniawan, menyatakan bahwa peninjauan awal belum cukup untuk memastikan apakah temuan tersebut benar-benar sebuah gua. Ia menjelaskan bahwa tim yang melakukan peninjauan belum dilengkapi dengan sumber daya manusia yang memadai untuk melakukan penelitian secara mendalam.
“Kami belum bisa memastikan bahwa itu adalah gua, karena saat ini belum dilakukan studi penelitian yang mendalam,” ujar Andhy Kurniawan.
Menurut indikasi yang terlihat, struktur geologi tersebut kemungkinan merupakan gua jenis karst atau kapur. Terdapat tiga alasan yang mendukung dugaan ini:
1. Ditemukannya struktur batuan di lokasi yang berasal dari batu karst, kapur, atau gamping.
2. Banyaknya aktivitas kelelawar di sekitar, yang ditandai dengan bau dan sisa-sisa kegiatan mereka.
3. Berdasarkan foto-foto yang diambil oleh warga setempat, struktur geologi di area tersebut menunjukkan adanya stalaktit dan stalagmit.
“Berdasarkan studi secara makro, ada indikasi yang memperkuat dugaan bahwa struktur geologi yang ditemukan adalah gua jenis karst. Namun, untuk kepastian lebih lanjut, diperlukan studi penelitian yang lebih mendalam. Gua karst sendiri memiliki kapasitas yang bervariasi, ada yang kecil dan ada yang besar,” jelas Andhy.
Pemerintah Kabupaten Lamongan berencana untuk meninjau gua yang ditemukan oleh warga karena di Kabupaten Lamongan tidak ada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani masalah ini. Diperlukan studi geolistrik serta kolaborasi dengan Badan Geologi, Pemerintah Provinsi, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan kebenarannya.
“Dari perspektif lingkungan hidup, jika temuan tersebut benar-benar merupakan gua jenis karst, Pemerintah Kabupaten Lamongan perlu mengambil langkah-langkah untuk melindungi kawasan tersebut. Gua karst berperan penting dalam melindungi cadangan air tanah di bawahnya,” jelas Andhy Kurniawan.
Baca juga : Pemerintah Lamongan Tinjau Penemuan Struktur Geologi
Andhy juga menyebutkan bahwa sekitar 20 hingga 30 tahun yang lalu, ditemukan beberapa terowongan serupa dengan jarak kurang lebih 100 meter.
Namun, untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata, masih ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. “Kami belum dapat memberikan kepastian terkait temuan ini. Selain itu, kami juga memerlukan jaminan mengenai keselamatan dan keamanan,” ujar Siti Rubikah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lamongan.
Rubikah menambahkan bahwa dalam peninjauan awal tidak terdeteksi adanya pecahan keramik atau artefak purbakala di lokasi tersebut.
“Untuk tindak lanjut, Disparbud akan menunggu keputusan dari bagian Sumber Daya Air (SDA), karena penelitian ini akan melibatkan banyak pihak,” tutup Rubikah. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news