Gaes !!! Pemkot Batu Wacanakan Bangun Jembatan Underpass
Share

MALANG, SUARAGONG.COM – Untuk mencegah kecelakaan, Pemkot Batu mewacanakan untuk membangun jembatan underpass penghubung ke Pasar Induk Among Tani Kota Batu dengan terminal Kota Batu. Saat ini ruas Jalan Dewi Sartika, depan Pasar Batu dibuat satu arah, sehingga laju kendaraan kencang dan membahayakan pejalan kaki.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menuturkan jika hingga saat ini rencana tersebut masih harus menempuh sejumlah tahap kajian. Jika sudah, maka baru bisa disusun anggarannya.”Masih dikaji ya, kalau sudah keluar baru bisa kita susun anggarannya di tahun berapa. Sementara ini masih akan terus kita maksimalkan di 2024,” kata Aries, Senin (29/1/2024).
Jika nantinya proses kajian sudah selesai, maka Pemprov Jatim juga akan memberikan sinyal positif untuk membangun underpass ini di 2024. ”Doakan saja di 2024 ini mencukupi waktunya. Kalau tidak cukup ya berarti tahun 2025,” ujarnya.
Menurut dia, fungsi jalur undepass ini juga cukup penting mengingat Jalan Dewi Sartika menjadi jalur utama untuk masuk ke Kota Batu dari wilayah Malang. “Pasalnya di jalur sana itu lalu lalang kendaraan di sana cukup kencang di Jalan Dewi Sartika. Jadi saya kira memang butuh jembatan penyebrangan underpass,” ujar dia.
Terpisah, Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan kajian teknis terlebih dulu sebelum merealisasikan pembangunan itu. Kajian awal, Alfi mengatakan jika di kawasan sana memang sangat diperlukan akses penyeberangan. Apalagi, diprediksi aktivitas dan tingkat keramaian di sana akan meningkat setelah beroperasi.
Baca juga : Kunjungi Warga Miskin, Pj Walikota Batu Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi
Menurut Alfi, pembangunan underpass diperkirakan dapat memakan waktu sekitar satu bulan. Sekalipun anggaran yang dibutuhkan cukup besar, namun cukup unggul dari segi ketahanan dan biaya perawatannya relatif murah.
Selain itu, jembatan underpass juga tidak memakan ruang jalan sehingga tidak akan membawa dampak pada terganggunya arus lalu lintas. “Secara psikologis masyarakat cenderung malas naik tangga seperti pada jembatan overpass. Masyarakat, terutama lansia lebih memilih jalan datar maupun menurun. Tapi pastinya, harus ada kajian atau studi kelayakan lebih dulu,” ungkapnya. (mf/man)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news