MADIUN, SUARAGONG.COM – Puncak musim penghujan yang diperkirakan terjadi pada akhir Desember 2024 hingga Januari 2025, membuat Pemerintah Kota Madiun mengadakan rapat siaga bencana hidrometeorologi pada Rabu malam (18/12). Rapat ini dipimpin oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto, yang baru saja mengikuti rapat serupa bersama Menko PMK dan Kepala BNPB di Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Madiun mengimbau warga untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat fenomena La Nina yang sedang berlangsung. Fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan yang signifikan, terutama di wilayah Jawa Timur.
“Pemanasan global yang terjadi di tanah air menyebabkan suhu yang lebih hangat, yang meningkatkan penguapan air laut dan berujung pada curah hujan tinggi serta cuaca ekstrem,” jelas Eddy Supriyanto.
Pj Wali Kota juga mengingatkan agar masyarakat tetap tenang namun waspada, terutama selama periode Dasarian II Desember 2024 hingga Januari 2025. Ia meminta agar warga menghindari daerah rawan bencana dan selalu mencari informasi mengenai potensi bencana di daerah yang akan dikunjungi. Selain itu, Pj Wali Kota juga menyarankan untuk menunda perjalanan yang tidak mendesak.
Baca juga : Jakarta Antisipasi Musim Hujan, Pemprov DKI Keluarkan Imbauan WFH saat Banjir
“Masyarakat yang ingin bepergian harus memprediksi kondisi cuaca di daerah yang akan dikunjungi. Jangan sampai kegiatan wisata malah berakhir dengan malapetaka,” tambahnya.
Eddy Supriyanto juga menekankan pentingnya mengakses informasi terkini mengenai cuaca dan bencana. Selain melalui portal berita, masyarakat dapat memanfaatkan aplikasi seperti Info BMKG untuk mendapatkan update terbaru mengenai prediksi cuaca dan potensi bencana hidrometeorologi.
“Kami berharap masyarakat tetap tenang, namun selalu waspada. Akses informasi sebanyak mungkin, terutama bagi yang berencana bepergian,” tegasnya.
Rapat siaga bencana ini menjadi langkah proaktif pemerintah untuk memastikan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga Januari mendatang. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news