Pemkot Probolinggo Gelar Gathering Ceria Anak Difabel
Share

SUARAGONG.COM – Suasana ceria dan penuh semangat tampak di Rumah Jabatan Wali Kota Probolinggo, Jumat (10/10/2025), saat digelar kegiatan Gathering Ceria Anak Difabel bersama Kepala Daerah. Acara bertema “Bermain, Bernyanyi, dan Bercerita” ini menjadi bentuk nyata perhatian Pemerintah Kota Probolinggo terhadap anak-anak hebat difabel, yang didorong untuk berkembang dan menunjukkan potensi terbaiknya.
Pemkot Probolinggo Tegaskan Komitmen Inklusivitas Lewat Gathering Ceria Anak Difabel
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin dan Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, bersama Sekretaris Daerah Rey Suwigtyo serta sejumlah kepala perangkat daerah, di antaranya dari Dinas Kesehatan PPKB, Dinas Sosial PPPA, DPMPTSP, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Momen ini menjadi ajang kebersamaan antara pemerintah dan keluarga penyandang disabilitas di Kota Probolinggo.
Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin menyapa dengan hangat anak-anak difabel. Ia menegaskan bahwa istilah “difabel” berasal dari differently able people, yakni orang dengan kemampuan berbeda—bukan tidak mampu.
“Anak-anak difabel ini punya potensi besar. Mereka diciptakan dengan ratusan otot, dan pasti ada kelebihan di salah satunya. Potensi ini yang harus kita gali bersama untuk menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Wali Kota Amin.
Baca Juga :Probolinggo Jadi Contoh Pengelolaan Aset Wisata Daerah
Wujudkan Probolinggo Sebagai Kota Inklusif
Pernyataan itu disambut antusias para orang tua. Wali Kota Amin juga menegaskan pentingnya menjadikan Probolinggo sebagai kota inklusif—baik dalam sistem pendidikan maupun kegiatan sosial. Ia menilai kegiatan seperti Gathering Ceria merupakan wujud nyata inklusivitas di kota ini.
Pemerintah, lanjutnya, ingin memastikan tidak ada satu pun anak yang tertinggal dalam mengakses ruang tumbuh dan belajar. “Kami ingin setiap anak, tanpa kecuali, mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota juga menyampaikan apresiasi kepada Luluk Ariyanti dari PPDis yang aktif mendukung komunitas difabel di Kota Probolinggo. Kolaborasi ini disebutnya sebagai bagian penting dari sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun lingkungan yang ramah difabel.
Selain bermain dan bernyanyi, kegiatan juga diwarnai dengan penyerahan bantuan dari Bank Indonesia kepada para difabel dan keluarganya. Bantuan ini diharapkan menjadi dorongan semangat bagi anak-anak dan orang tua untuk terus berjuang dan berkembang.
Bunda Nia, salah satu orang tua peserta, menyampaikan rasa terima kasih atas komitmen pemerintah terhadap pendidikan inklusif.
“Anak saya, Jonathan, bisa bersekolah di SD Negeri dengan pendamping khusus. Ke depan, kami berharap bisa ada tenaga pendamping khusus agar pembelajaran lebih maksimal,” ujarnya.
Layanan Kesehatan Anak Difabel
Orang tua lain juga memberikan masukan agar Pemkot memperluas layanan kesehatan bagi anak difabel, terutama bagi mereka yang memiliki hambatan fisik dan sulit berjalan.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Aminuddin menjelaskan bahwa pelayanan bagi penyandang difabel terus dikembangkan melalui Dinsos PPPA.
“Kami punya layanan home visit, rumah pelayanan puspaga, dan konsultan psikolog. Tujuannya agar potensi anak-anak difabel bisa teridentifikasi dan dikembangkan, termasuk di industri kreatif,” jelasnya.
Wali kota juga berpesan kepada para orang tua agar tidak pernah lelah mendampingi anak-anak difabel dalam setiap proses tumbuh kembangnya.
“Jangan berhenti mendampingi anak-anak. Tetap semangat dan sabar,” pesannya penuh makna.
Sementara itu, Koordinator PPDis Luluk Ariyanti menyampaikan rasa bahagia atas kerja sama yang telah terjalin selama tiga tahun terakhir.
“Kami bangga dengan kemajuan besar yang sudah dicapai. Ke depan, akan ada Festival Kelurahan Inklusif dan kunjungan dari lembaga internasional seperti Bivet. Kota Probolinggo berpotensi jadi kota rujukan inklusi di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan Gathering Ceria Anak Difabel ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan wujud komitmen jangka panjang untuk mewujudkan Kota Probolinggo yang benar-benar inklusif. Pemerintah bertekad menciptakan ruang belajar, bermain, dan berkembang yang dapat diakses oleh semua anak tanpa terkecuali.
Inklusivitas bukan sekadar kebijakan—melainkan semangat kebersamaan untuk saling menguatkan demi masa depan yang lebih setara. (Duh/Aye)