SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengintensifkan langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Pahlawan. Upaya ini telah dilakukan secara bertahap sejak 2024, mencakup pelebaran saluran, pembangunan bozem, penambahan rumah pompa, normalisasi sungai, hingga pembangunan infrastruktur lainnya.
Di tahun 2025, penyelesaian banjir menjadi salah satu program prioritas yang dianggarkan dalam APBD sebesar Rp1,4 triliun. Selain itu, Pemkot juga mempersiapkan tambahan anggaran yang saat ini sedang dalam pembahasan bersama DPRD.
Pemkot Surabaya Fokus Tangani Banjir di 2025 : Rancang Rincian Anggaran
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa anggaran penanganan banjir ini merupakan belanja wajib yang menjadi prioritas utama pemkot. Setelah disetujui, rincian penggunaan anggaran akan diumumkan kepada masyarakat untuk transparansi.
“Anggaran ini mencakup kebutuhan wajib seperti Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA), pembayaran BPJS, gaji pegawai, hingga penanganan stunting. Sisanya digunakan untuk program prioritas seperti penanganan banjir,” jelas Cak Eri dalam keterangannya.
180 Titik Prioritas Penanganan Banjir
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya mencatat terdapat 180 titik banjir yang menjadi fokus penanganan tahun ini. Setiap titik akan dikerjakan berdasarkan skala prioritas dan pembagian wilayah (catchment area).
“Kita tidak akan mengerjakan secara separuh-separuh. Jika satu wilayah sudah selesai, maka banjir di sana akan teratasi, seperti yang sudah terbukti di Dukuh Kupang dan Pakal Madya. Namun, masih ada ratusan titik yang perlu dikerjakan secara bertahap,” papar Cak Eri.
Baca Juga : Pemkot Surabaya Antisipasi Cuaca Ekstrem, Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan
Skala Prioritas Infrastruktur Banjir
Cak Eri menegaskan, penyelesaian banjir harus dilakukan dengan memperhatikan skala prioritas. Misalnya, kampung yang belum memiliki U-Ditch dan rawan banjir akan menjadi prioritas utama untuk dikerjakan lebih dahulu.
“Kita bertahap, kampung yang masih banjir akan digarap terlebih dahulu. Sementara kampung yang tidak banjir akan menunggu giliran di tahun berikutnya,” tambahnya.
Pemkot juga berkomitmen menyampaikan perkembangan penanganan banjir ini secara terbuka kepada masyarakat. Dengan transparansi ini, diharapkan masyarakat dapat memahami proses dan capaian penanganan banjir yang dilakukan Pemkot Surabaya.
Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News