Rakor Probolinggo Aturan Toko Modern Dievaluasi Lagi
Share
SUARAGONG.COM – Komisi 1 DPRD Kota Probolinggo ngegelar rapat koordinasi bareng sejumlah OPD buat ngebahas gimana sih sebenarnya penataan toko modern Probolinggo selama ini berjalan. Rapatnya di ruang utama DPRD, vibes-nya serius tapi tetep santai, apalagi OPD yang dateng juga lengkap DKUP, Satpol PP, sampai Bagian Hukum.
Intinya, mereka mau ngecek penerapan Perda soal penataan swalayan, pusat perbelanjaan, dan pasar rakyat. Soalnya, makin ke sini, toko modern makin banyak bermunculan dan bikin banyak pertanyaan dari warga sampai legislatif.
Pembahasan Perda dan Temuan Lapangan
Di bagian ini, DPRD dan OPD bahas Perda Nomor 10 Tahun 2019 yang jadi aturan main buat toko modern dan pasar rakyat. Aturannya sebenernya simpel jaga jarak biar persaingan sehat, jam operasional diatur, sampai tata ruang harus sesuai.
Eh tapi pas dicek di lapangan, ternyata masih banyak yang ngeyel. Ada swalayan berdiri kurang dari 1.000 meter dari pasar rakyat, bahkan toko waralaba yang jaraknya cuma 500 meter-an dari toko tradisional. Padahal Perda udah bilang jaraknya harus aman biar pasar rakyat nggak ke-squeeze.
Para anggota dewan langsung agak gemes karena ini nunjukkin implementasi Perda belum maksimal baik dari pengawasan maupun kesadaran pelaku usaha.
Baca juga: DKUPP Perkuat UMKM Perempuan Wonomerto Lewat Pelatihan GMP
Data Perkembangan Toko Modern Banyak Banget Bestie
Anggota Komisi 1, Sibro Malisi, ngasih data yang cukup bikin kaget. Ternyata di Kota Probolinggo udah ada:
- 68 minimarket
- 4 supermarket
- 3 department store
Totalnya 75 toko waralaba. Dan yang bikin makin rame ada lagi toko baru yang lagi dibangun di Jalan Bengawan Solo. Si bro nanya, “Ini rekomendasinya kayak gimana?” Pertanda kalau pertumbuhan toko modern yang nggak sinkron sama regulasi bisa bikin pasar rakyat makin terdesak.
Baca juga: Pemkab Probolinggo Perkuat Kapasitas Aparatur untuk KPDBU
Respons DKUP Info Masih Minim, Perda Perlu Direvisi?
Kepala DKUP, Slamet Swantoro, bilang dia belum tau detail perizinan toko modern karena pejabat yang pegang datanya lagi nggak hadir. Jadi informasi yang bisa dikasih pun belum lengkap. Terus dia nambahin, kalau memungkinkan, penataan toko modern Probolinggo lewat Perda Nomor 10 Tahun 2019 mungkin perlu direvisi. Soalnya kondisinya udah banyak berubah, toko modern makin banyak, dan aturan lama mungkin udah kurang sesuai.
Baca juga: Kejari Kabupaten Probolinggo Raih 2 Penghargaan dalam Rakerda 2025
Evaluasi dan Dorongan Revisi Perda
Sekretaris Komisi 1, Zainul Fatoni, juga nimbrung. Katanya masih banyak toko modern yang nggak mengikuti Perda mulai dari jarak sampai jam operasional. Ini bukan cuma soal aturan dilanggar, tapi juga dampaknya ke pedagang pasar rakyat yang makin terhimpit. Kalau emang dibutuhkan, DPRD siap dorong revisi Perda melalui Propemperda. Biar aturan bisa update dan lebih relevan sama perkembangan zaman.
Baca juga: Pemkot Probolinggo Perkuat Strategi 4K, Atasi Inflasi Jelang Nataru
Dampak Toko Modern ke Pasar Rakyat
Jujur aja, toko modern yang tumbuh terlalu cepat bisa banget bikin pasar rakyat keteteran. Jarak yang terlalu dekat bikin pengunjung pasar berkurang, pendapatan pedagang turun, dan persaingan jadi nggak imbang.
Selain itu, penataan yang kurang rapi bikin masalah tambahan kemacetan, parkir semrawut, dan logistik yang nggak cocok sama lingkungan. Makanya, di rakor ini, isu harmonisasi toko modern dan toko tradisional jadi poin penting.
Baca juga: Semarak HKN ke-61 Kota Probolinggo Perkuat Sinergi untuk Generasi Sehat
Upaya Pemerintah Biar Ekosistem Dagang Tetap Seimbang
Pemkot Probolinggo diharapkan bisa lebih tegas dan rapi dalam ngatur usaha perdagangan modern. Bukan cuma ngasih rekomendasi, tapi juga rutin mantau, evaluasi izin, dan pastikan nggak ada pelanggaran berulang.
Rakor ini jadi momen penting buat DPRD dan OPD buat nyusun strategi baru. Tujuannya satu penataan toko modern Probolinggo harus tetap ngasih ruang buat pasar rakyat yang jadi tulang punggung ekonomi masyarakat kecil.
Ke depan, kolaborasi legislatif dan eksekutif jadi kunci. Biar toko modern tetap tumbuh, tapi pedagang kecil tetap hidup dan ekonomi kota tetap balance. (duh/dny)

