Jombang, Suaragong – Pengajian kilatan, istilah belajar di luar sekolah dan libur puasa bagi para santri selama Ramadhan, kembali digelar di Ponpes Tebuireng Jombang. Seperti usai shalat Jumat (24/3/2023), saat tim media Suara Gong bertandang ke Tebuireng, Ratusan santri tidak langsung beranjak ke kamar. Mereka terlihat duduk santai di serambi masjid sambil memegang kitab kuning dan pena.
Ya Sebentar lagi pengajian kilatan Ramadhan, disampaikan pengasuh Ponpes Tebuireng (putri) KH Fahmi Amrullah Hadziq, atau Gus Fahmi, digelar. Tak berselang lama cucu pendiri NU, Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari ini menempati kursi yang sudah disiapkan.Gus Fahmi membuka kitab Irsyadul Mukminin yang ada di tangannya.
Dia menerangkan secara panjang lebar kitab karya kakeknya itu.Kitab tersebut berisi tentang kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, juga tentang tauladan-tauladan Nabi Muhammad.
“Supaya menjadi tauladan bagi santri Tebuireng. Setiap Ramadhan saya selau memberikan kajian tentang kitab karya Mbah Hasyim Asyari. Salah satunya adalah kita Irsyadul Mu’minin. Selain itu juga kitab-kitab klasik lainnya,” ujar Gus Fahmi.
Pengajian kilatan, lanjut dia, berlangsung hingga 17 Ramadhan. Waktunya yakni setelah subuh, setelah zuhur, setelah asar, setelah magrib, serta setelah salat tarawih. Tujuannya, agar santri Tebuireng mendapatkan berkah bulan Ramadhan. Gus Fahmi menegaskan, kegiatan bulan Ramadhan di pesantren Tebuireng masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Yakni kajian puluhan kitab kuning. Selain kitab Irsyadul Mukminin, Tebuireng juga mengkaji kitab Hadzihi Risalah Jamiah Maqasid, yang juga karya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.Kajian Shahih Bukhari
Kemudian kitab Nurudz Dzolam, karya Syekh Nawawi Al-Bantani. Juga kajian Shahih Bukhari yang sudah menjadi tradisi dan dipertahankan sejak masa pendiri Pesantren Tebuireng KH. Hasyim Asyari.
“Kalau kajian shahih bukhari mulainya H-10 Ramadhan. Karena kitabnya sangat tebal.
Shahih bukhari ini menjadi ciri khas pesantren Tebuireng. Karena pengajian tersebut sudah dimulai sejak Mbah Hasyim,” ujarnya.
Sementara Kitab Shohih Bukhori diampu oleh KH Kamuli Kudlori. Kajian ini dilakukan dua kali, yakni pukul 11.00 – 13.00 WIB dan pukul 15.30 – 17.30 WIB di serambi masjid induk pesantren Tebuireng Jombang.Kemudian kitab Miftahul Falahi yang diampu oleh KH Fahmi Amrullah Hadzik.
Kajian kitab kuning ini dimulai setelah salat zuhur. Ketiga adalah kitab Nurudz Dzolam yang diampu oleh KH Taufiqurrahman, pengasuh PPSA (Pondok Pesantren Sunan Ampel) Jombang. Kajian kitab karya Syekh Nawawi Al-Bantani tersebut dilakukan usai salat tarawih.
Baca juga : Kenapa Masuk Sekolah Pukul 05.00? Kebijakan Aneh Gubernur NTT
Sulton santri Tebuireng asal Jawa Tengah mengaku senang ngaji kilatan. Sembari mendengarkan materi pengajian yang disampaikan Gus Fahmi, Sulton, nampak serius memberikan makna di kitab yang ia bawa. Tangannya yang memegang pena berkali-kali menggoreskan tulisan di kitab tersebut. Selama Ramadhan, Sulton mengikuti semua agenda pengajian.
“Ini tadi ikut ngaji kitab Irsyadul Mukminin. Isinya tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW,” kata dia dengan wajah ceria. (eko)