Gaes !!! Penjelasan Sains Soal Kesurupan
Share

SUARAGONG.COM – Pernah nggak sih, kamu dengar cerita soal orang yang tiba-tiba kesurupan? Kayak, mereka mendadak berubah, ngomong dengan suara yang bukan milik mereka, atau bertingkah laku aneh. Di banyak budaya, kesurupan sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Tapi, ternyata sains punya penjelasan yang menarik soal fenomena ini, lho!
Aku ingat pertama kali lihat orang kesurupan saat masih SMP. Waktu itu lagi acara perkemahan, dan tiba-tiba salah satu teman sekelasku mulai berteriak-teriak nggak jelas. Jujur, waktu itu aku takut banget, apalagi banyak yang bilang dia kesurupan “makhluk halus.” Tapi, setelah aku belajar lebih lanjut, aku baru tahu bahwa sebenarnya ada banyak penjelasan ilmiah di balik fenomena yang dianggap kesurupan ini.
Dissociative Trance Disorder (DTD)
Salah satu istilah yang sering digunakan dalam dunia medis untuk menjelaskan kesurupan adalah Dissociative Trance Disorder (DTD). Pada kondisi ini, seseorang kehilangan kendali atas kesadarannya. Mereka bisa bertindak di luar kehendaknya, termasuk berbicara atau bergerak dengan cara yang berbeda. Ini mirip dengan kesurupan yang sering kita dengar, di mana seseorang bertingkah laku seperti “dirasuki.”
Menurut para ahli, DTD bisa dipicu oleh berbagai faktor. Stres, trauma, dan tekanan lingkungan bisa menjadi pemicu utama. Misalnya, dalam situasi yang sangat menegangkan, otak kita bisa “lepas kendali” dan menghasilkan respons yang tampaknya tidak biasa. Jadi, ketika kita melihat seseorang “kesurupan,” bisa jadi itu adalah reaksi tubuh dan pikiran mereka terhadap stres yang begitu besar.
Fenomena Sugesti Massal
Pernah dengar istilah sugesti massal? Ini sering terjadi di lingkungan di mana banyak orang percaya pada hal yang sama. Misalnya, dalam komunitas yang percaya kuat pada keberadaan roh atau makhluk halus, orang bisa lebih rentan mengalami kesurupan, terutama saat mereka berada dalam situasi yang penuh tekanan. Ini bukan berarti kesurupan mereka tidak nyata—justru sangat nyata bagi mereka. Tapi, yang terjadi adalah respons psikologis yang terpengaruh oleh keyakinan dan lingkungan sosial.
Aku pernah dengar cerita dari temanku yang pernah terlibat dalam acara keagamaan besar, di mana banyak orang kesurupan secara bersamaan. Mereka bilang, atmosfernya sangat intens, dengan musik, doa, dan pengaruh lingkungan yang kuat. Di momen seperti ini, kesurupan bisa menyebar karena sugesti yang sangat kuat, di mana satu orang mulai kesurupan, dan lainnya ikut terpengaruh. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana psikologi kelompok bisa mempengaruhi perilaku individu.
Gangguan Neurologis
Selain faktor psikologis, ada juga beberapa kondisi neurologis yang bisa menjelaskan fenomena kesurupan. Epilepsi, misalnya, bisa menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan bertingkah laku aneh, termasuk berbicara tanpa kontrol. Serangan epilepsi bisa membuat seseorang tampak seperti kesurupan, padahal sebenarnya ini adalah gangguan listrik di otak.
Ada juga yang disebut psikosis, di mana seseorang kehilangan kontak dengan realitas. Mereka mungkin mendengar suara-suara atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Ini sering disalahartikan sebagai kesurupan, padahal bisa jadi itu adalah gejala gangguan mental yang perlu penanganan medis.
Baca juga : Tips Mengatasi Brain Fog, Kondisi yang Menyebabkan Sulit Fokus dan Mudah Lupa
Peran Budaya dan Kepercayaan
Jangan lupa, peran budaya dan kepercayaan juga sangat besar dalam memahami kesurupan. Di beberapa daerah, kesurupan dianggap sebagai hal yang wajar, bahkan bagian dari ritual atau upacara. Misalnya, di Bali, ada ritual tertentu di mana kesurupan dianggap sebagai cara untuk berkomunikasi dengan dunia spiritual. Ini bukan dianggap gangguan, tapi lebih sebagai pengalaman mistis yang diakui oleh komunitas setempat.
Hal ini bikin aku sadar bahwa kesurupan bukan sekadar fenomena psikologis atau medis. Terkadang, itu adalah bagian dari identitas budaya dan spiritual masyarakat. Jadi, penting banget buat kita menghormati perspektif ini sambil tetap memahami penjelasan ilmiahnya.
Kesurupan adalah fenomena yang kompleks, dan sains menawarkan banyak penjelasan yang membantu kita memahami apa yang sebenarnya terjadi. Baik itu akibat stres, trauma, atau kondisi neurologis, kesurupan bisa dijelaskan melalui sudut pandang ilmiah. Tapi, di sisi lain, kita juga nggak bisa mengabaikan peran budaya dan kepercayaan dalam membentuk bagaimana kita melihat fenomena ini.
Aku sendiri jadi lebih bijak setelah tahu penjelasan sains di balik kesurupan. Bukan berarti aku mengabaikan sisi mistisnya, tapi sekarang aku lebih paham bahwa fenomena ini bisa terjadi karena banyak faktor. Jadi, kalau kamu melihat atau mendengar cerita tentang kesurupan, mungkin ada lebih banyak hal yang terjadi di balik layar, baik dari sisi psikologis maupun kultural. (acs)