Perajin Songkok Jombang Kebanjiran Pesanan Saat Ramadan
Share
SUARAGONG.COM – Saat bulan Ramadan tiba, peningkatan permintaan tidak hanya terjadi pada kebutuhan pokok dan takjil, tetapi juga pada produk busana Muslim. Salah satunya adalah songkok, yang menjadi bagian penting dalam ibadah. Di Dusun Jatirowo, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Jombang, para perajin songkok tengah disibukkan dengan lonjakan pesanan yang luar biasa.
Pesanan songkok meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. Ramadan bukan hanya bulan penuh berkah secara spiritual, tetapi juga menjadi momentum emas bagi para perajin untuk meraup keuntungan lebih besar.
Baca juga: Mudik Gratis! Dishub Jombang Sediakan Angleb untuk Perantau
Lonjakan Pesanan Hingga ke Mancanegara
Muhamad Dian Arosid, perajin songkok berusia 29 tahun, mengungkapkan bahwa tahun ini jumlah pesanan meningkat pesat. “Biasanya kami memproduksi sekitar 300 kodi per bulan, sekarang pesanan mencapai 800 kodi. Ini jauh di atas kapasitas normal kami,” ujarnya sambil terus mengawasi proses produksi di bengkelnya pada Rabu (5/3/2025).
Menariknya, pesanan datang tidak hanya dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Batam dan Lombok, tetapi juga dari luar negeri, termasuk Malaysia. “Songkok hitam masih jadi primadona. Mungkin karena identik dengan tradisi Muslim Indonesia,” tambahnya.
Proses Produksi yang Masih Tradisional
Dari segi harga, songkok buatan Jombang ini dijual dengan rentang Rp320 ribu hingga Rp1,5 juta per kodi, atau sekitar Rp16 ribu hingga Rp75 ribu per biji. Songkok polos tetap paling diminati karena lebih terjangkau dibandingkan model bermotif.
Keunikan produksi songkok di Jombang terletak pada proses pengerjaannya yang masih dilakukan secara mandiri dari awal hingga akhir. Mulai dari pemilihan bahan, pembentukan rangka, pelapisan kain bludru hitam, hingga penyempurnaan akhir semuanya dilakukan sendiri.
“Tahun ini, ada lima merek kami yang sudah terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Ini bukti bahwa produk lokal masih punya daya saing,” ujar Arosid.
Ramadan pun menjadi saksi bagaimana karya tangan anak bangsa ini terus berkembang, bahkan hingga ke mancanegara. (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news