Type to search

Probolinggo Wisata

Peringatan Untuk Pengguna Sepeda Motor Matic di Kawasan Bromo

Share
Peringatan Pemerintah Desa Ngadisari Bagi Peringatan Untuk Pengguna Sepeda Motor Matic di Kawasan Bromo

SUARAGONG.COM – Pemerintah Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kembali menegaskan imbauannya kepada masyarakat dan wisatawan agar tidak menggunakan sepeda motor matic untuk melintasi jalur ekstrem menuju kawasan Gunung Bromo. Imbauan ini tidak berdiri tanpa alasan, karena pada Minggu malam, 1 Juni 2025, dua pengendara perempuan meninggal dunia usai sepeda motor matic yang mereka kendarai mengalami kecelakaan fatal di jalan menurun Desa Ngadisari.

Peringatan Pemerintah Desa Ngadisari Bagi Pengguna Motor Matic di Kawasan Bromo

Menurut keterangan Kanit Gakkum Satlantas Polres Probolinggo Kota, Ipda Aditya Wikrama, korban bernama Siti Aisyah (38) dan Soviana (27) mengendarai sepeda motor Honda Beat dari arah Bromo menuju Sukapura. Ketika melintasi jalan turunan yang curam di titik tersebut, kendaraan diduga mengalami kegagalan fungsi rem alias rem blong, hingga akhirnya menabrak pagar rumah warga. Kedua korban dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.

Tragedi ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan lalu lintas di jalur menuju Bromo yang melibatkan kendaraan matic. Jalur tersebut dikenal dengan tanjakan dan turunan curam, disertai tikungan tajam yang membutuhkan kewaspadaan tinggi serta kendaraan dengan sistem pengereman yang andal.

Baca Juga : Ramai Long Weekend! Gunung Bromo Dikunjungi 11.735 Wisatawan

Karakteristik Medan yang Berbahaya Bagi Matic

Gunung Bromo yang terletak pada ketinggian lebih dari 2.300 meter dpl memiliki kontur jalan menanjak dan menurun tajam. Dengan tingkat kemiringan mencapai 45 derajat di beberapa ruas. Dalam kondisi seperti itu, sepeda motor matic yang mengandalkan sistem transmisi CVT (Continuous Variable Transmission) sangat rentan mengalami overheat pada sistem rem. Tidak seperti motor manual yang memiliki engine brake, motor matic cenderung terus melaju saat menurun. Karena Matic tidak ada perlambatan tambahan dari mesin seperti Motor Manual.

Penggunaan rem secara terus-menerus pada jalan menurun panjang bisa menyebabkan brake fading, yang berujung pada kegagalan fungsi rem. Situasi inilah yang menjadi penyebab utama dalam berbagai kecelakaan di jalur Bromo, termasuk dalam kasus terbaru yang menewaskan dua pengendara tersebut.

Baca Juga  : Bromo Tengger Semeru Jadi Taman Nasional Terindah Ketiga Sedunia

Imbauan pemerintah desa dan langkah mitigasi

Melihat tingginya risiko tersebut, Pemerintah Desa Ngadisari mengeluarkan imbauan keras kepada pengguna motor matic agar tidak nekat melintasi jalur Bromo. Dalam papan informasi resmi desa, tercantum dengan jelas peringatan akan seringnya terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa akibat rem blong.

Langkah ini diperkuat dengan sosialisasi kepada pengunjung di pos masuk Cemoro Lawang dan penyebaran informasi melalui media sosial. Selain itu, petugas di lapangan secara aktif memberikan edukasi kepada pengendara. Terkait bahaya yang dapat terjadi jika tetap menggunakan motor matic di jalur ekstrem.

Sebagai alternatif, wisatawan disarankan untuk menggunakan kendaraan jeep lokal yang telah disesuaikan dengan kondisi jalan. Jeep hardtop yang biasa digunakan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dilengkapi dengan sistem pengereman dan tenaga yang cukup kuat untuk medan terjal.

Keselamatan wisata sebagai pilar utama pariwisata

Bromo merupakan ikon wisata nasional yang tiap tahun dikunjungi ratusan ribu wisatawan. Namun, keindahan alamnya yang luar biasa harus diimbangi dengan manajemen keselamatan yang matang. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, aspek keselamatan merupakan bagian dari indikator destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Kolaborasi antara pemerintah desa, pihak kepolisian, Dinas Perhubungan, serta pengelola wisata sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan wisata yang aman. Sosialisasi, pengawasan kendaraan, serta edukasi pengendara perlu terus dilakukan agar kejadian tragis tidak terulang. (Duh/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *