Surabaya, Suaragong – Momentum Hari Musik Nasional yang diperingati setiap tanggal 9 Maret. Forum Pamong Kebudayaan (FPK) Jawa Timur mengawali dengan melakukan Ziarah, Doa Bersama dan Tabur Bunga di Makam WR Soepratman Jl. Kenjeran Surabaya. Rombongan yang dipimpin oleh Ketua FPK Jatim, Ki Bagong Sabdo Sinukarto sebelumnya mengikuti acara nyanyi bersama Lagu Indonesia Raya 3 Stanza secara daring dan luring oleh pelajar se-Surabaya, bertindak sebagai dirijen adalah Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
Seusai acara nyanyi bersama, dilanjut dengan tabur bunga oleh Walikota Surabaya, Wakil Ketua DPRD Surabaya, Ketua FPK Jatim dan beberapa kepala dinas serta dari Kepolisian.
Ki Bagong didampingi Anik Achadiyah, cucu menantu WR Soepratman mengatakan, jika acara hari ini, Kamis 9 Maret 2023 , adalah bagian dari rangkaian peringatan Hari Musik Nasional yang akan dirangkai dengan pergelaran musik Keroncong yang bertajuk Keroncong On The Mountain yang tahun ini merupakan kegiatan ke 7.
Anik Achadiyah cucu menantu WR Soepratman juga mengatakan jika dirinya sangat bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh teman-teman seniman yang setiap tahun memperingati dan mendoakan arwah kakeknya.
Dijelaskan Anik, memang WR Soepratman tidak berumah tangga, namun pihaknya sangat menyayangkan adanya beberapa orang yang mengaku keluarga mendiang, padahal tidak ada dalam silsilah keluarga WR Soepratman yang terpampang di makam tersebut.
“Suami saya Roy Hari Purnomo adalah cucu dari ibu Giyem Supratinah, adik dari WR Soepratman” jelasnya.
Baca juga : Mitigasi Bencana, BMKG Kunjungi SD Islam Siti Masyithoh
Selain itu, sejak memasuki bulan Maret, FPK sudah melakukan sosialisasi penggunaan lagu Indonesia Raya 3 Stanza baik di sekolah maupun di instansi pemerintah terutama dalam kegiatan kenegaraan, mengingat hal itu sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun 1958, namun hingga saat ini tidak ada gregetnya.
“Kami sangat menyayangkan penggunaan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza ini gemanya hanya saat Hari Musik, sedangkan upacara kenegaraan di tingkat lokal maupun nasional jarang atau bahkan tidak pernah dinyanyikan,” ungkap Ki Bagong. (ded/man)