Suaragong.com – Isu nuklir telah menjadi topik panas dunia sejak beberapa dekade terakhir, dan Indonesia turut terlibat dalam perjalanan panjang ini. Sejak Presiden Sukarno mengutarakan ambisi membangun senjata nuklir pada 1965, Indonesia mulai memperkenalkan teknologi nuklir di sektor energi. Meskipun niat awal Sukarno untuk membuat bom atom hanya bertahan sesaat, semangat untuk memanfaatkan energi nuklir sebagai sumber listrik tetap dilanjutkan oleh penerusnya.
Pada era Orde Baru, Presiden Soeharto melanjutkan penelitian untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan memperhatikan lokasi geologis di Gunung Muria, Jawa Tengah. Namun, resistensi publik dan boom energi minyak serta batu bara membuat rencana ini tertunda. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menghidupkan kembali ambisi nuklir dengan rencana proyek ambisius 35GW pada 2004. Bahkan, komunikasi intensif dengan Badan Energi Atom Dunia (IAEA) dilakukan untuk menyusun langkah-langkah menuju pembangunan PLTN.
Namun, meski dukungan internasional ada, hingga kini Indonesia belum berhasil membangun PLTN besar. Pada 2014, pemerintah mengeluarkan PP 79/2014 yang menyebutkan energi nuklir sebagai opsi terakhir setelah sumber energi terbarukan. Kini, 60 tahun setelah ambisi pertama kali dimulai, Indonesia masih menghadapi dilema dalam mewujudkan impian nuklir sebagai solusi energi masa depan.
Baca Juga : Indonesia Maju dengan Nuklir: PLN Gandeng AS dan Jepang Bangun PLTN
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News