Type to search

Olahraga

PSSI Gagas Piala Kemerdekaan sebagai Platform Uji Coba

Share
Timnas U-17

SUARAGONG.COM – PSSI bakal ngadain Piala Kemerdekaan 2025 di Medan. Tapi tunggu dulu, ini bukan sekadar ajang merayakan 17 Agustusan. Tujuannya jelas uji kekuatan dan mental Timnas U‑17 jelang Piala Dunia U‑17 yang bakal digelar di Qatar akhir tahun nanti.

Yang bikin turnamen ini beda? Pesertanya internasional, gaes! Ada tim dari Afrika Selatan, Tajikistan, dan satu lagi masih dirahasiakan tapi katanya sih dari Amerika Latin. Formatnya juga gak kayak turnamen biasa lebih kayak mini festival bola. Jadi tiap tim main beberapa laga buat nyoba taktik dan adaptasi lawan gaya permainan berbeda.

Erick Thohir selaku Ketua PSSI menegaskan bahwa event ini lebih ke persiapan teknis daripada cari cuan. Artinya, gak bakal ada gimmick berlebihan. Fokusnya ke performa pemain muda yang lagi dibentuk jadi generasi emas berikutnya.

Format & Jadwal Gaya Festival Bola Internasional

Piala Kemerdekaan kali ini mengusung sistem unik yang disebut format HFCM. Intinya, ini bukan kejuaraan resmi tapi ajang intens buat eksperimen taktik. Beberapa grup kecil bakal dibentuk, lalu masing-masing tim main lawan-lawan dengan karakter permainan yang beda-beda. Harapannya, Timnas U‑17 makin siap tempur menghadapi atmosfer turnamen dunia.

Turnamen ini juga jadi sarana buat ngelatih kemampuan bertanding pemain dalam kondisi tekanan tinggi, apalagi lawan-lawan yang dipilih punya gaya permainan menyerang ala Amerika Latin dan cepat-keras khas tim Afrika. Cocok banget buat simulasi lawan macam Brasil atau Zambia di Piala Dunia nanti.

Rencananya, Piala Kemerdekaan ini digelar sepanjang Agustus 2025, dengan Medan sebagai tuan rumah utama. Venue-nya masih dirahasiakan, tapi infonya stadion utama udah siap dipoles.

Baca juga: Timnas Indonesia Tembus Final AFF U23 Usai Singkirkan Thailand

TC Timnas U‑17 Banjir Pemain Diaspora Tapi Belum Tentu Lolos

Sambil nunggu kick-off Piala Kemerdekaan, Timnas U‑17 juga lagi sibuk training camp di Bali. Latihan ini jadi momen penting buat pelatih Nova Arianto nyaring siapa aja yang beneran layak pakai seragam Garuda di Piala Dunia nanti.

Yang bikin menarik, ada 9 pemain diaspora yang dipanggil! Mereka berasal dari Belanda, Italia, Australia, Norwegia, dan negara lain yang punya kompetisi bola junior berkualitas. Nama-namanya antara lain Feike Muller, Lionel De Troy, Nicholas, Eizar Jacob, dan lainnya.

Tapi nih ya, jadi pemain diaspora bukan jaminan langsung masuk skuad akhir. Erick Thohir dan tim pelatih tegas kualitas harus di atas rata-rata. Bahkan beberapa pemain lokal justru tampil lebih ngotot selama TC.

Mentalitas dan kemampuan adaptasi juga dinilai. Misalnya, sanggup gak sih para pemain diaspora ini bertahan latihan di cuaca tropis, makan nasi terus, dan menghadapi tekanan media lokal? Semua itu jadi bahan evaluasi juga lho.

Baca juga: Prediksi Timnas Indonesia vs Malaysia di Piala AFF U-23 2025

Siapa yang Bakal Lolos ke Qatar?

TC di Bali ini akan selesai pada 10 Agustus 2025, dan dari total 34 pemain, cuma 21 yang bakal dibawa ke Qatar. Pengumuman skuad akhir dijadwalkan sekitar pertengahan bulan. Para pemain yang gak lolos tetap bisa masuk radar untuk proyeksi jangka panjang, termasuk Timnas U‑20.

Pelatih Nova Arianto menegaskan, yang lolos bukan cuma yang skill-nya tinggi, tapi juga yang kerja keras, punya attitude bagus, dan cepat nyatu sama tim. Jadi jangan harap bisa masuk cuma karena main di klub luar.

Medan Dipilih Ada Alasan Strategisnya

Kenapa Medan? Lokasinya strategis buat undang lawan-lawan dari Asia Tengah dan Afrika, plus infrastrukturnya makin lengkap. Ini juga jadi bentuk pemerataan sepak bola nasional biar gak cuma berpusat di Jakarta dan Jawa.

Pemain Diaspora yang Lagi Jadi Sorotan

Beberapa pemain diaspora menarik perhatian karena main di klub elite Eropa, seperti Feike di Belanda dan Lionel di Italia. Tapi proses adaptasi mereka ke skema permainan Timnas jadi tantangan tersendiri. Belum tentu jago di luar negeri bisa langsung nyetel di level internasional Asia.

Seleksi Ketat Jaminan Kualitas

PSSI gak mau asal pilih. Seleksi dilakukan transparan dan profesional. Nova dan tim pelatih punya parameter sendiri, mulai dari stamina, visi bermain, sampai sikap selama latihan. Jadi skuad yang terbentuk nanti beneran hasil dari proses ketat, bukan titipan atau pesanan. (dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69