Malang, Suaragong – Hampir Seluruh perangkat daerah hingga Pj Wali Kota Malang hadir dalam Rembuk Stunting yang digelar oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang, Rabu (15/5/2024). Kegiatan yang dilaksanakan di Ijen Suites & Convention tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh pemerintah daerah terkait dapat bekerja sama secara serentak sehingga terwujud zero stunting di Kota Malang.
Data Menunjukan angkat stunting telah mengalami penurunan di Kota Malang. Hal tersebut dikarenakan berbagai program yang bertujuan menekan jumlah penderita stunting. Hingga tahun 2023 akhir lalu, angka stunting tergolong rendah, yakni sebesar 0,7 persen, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Kini angka stunting Kota Malang berada di angka 17,3 persen. Pada tahun 2025, angka penderita stunting di Kota Malang ditargetkan berada di bawah 16 persen.
Pentahelix sebagai Program Bersama
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, menjelaskan rencananya untuk bekerja sama dengan beberapa perusahaan di wilayah Kota Malang. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi angka stunting di skala yang lebih luas, serta menggunakan konsep pentahelix yang lebih mengarah ke sinergi dari berbagai pihak.
Beliau juga mengatakan bahwa dalam peran pentahelix ini, aspek terpenting adalah merangkul perusahaan. Sehingga pengoptimalan dalam program zero stunting berjalan dengan baik.
“Karena kalau sesuai konsep pentahelix itu kita upayakan untuk bergerak bersama. Karena kalau tidak ada sinergi, itu juga akan sulit. Jadi di perusahaan itu kan ada pekerjanya, nah apabila ada anak stunting itu harapannya pekerja di tiap perusahaan bisa menjadi bapak asuh,” ungkap Pj Wali kota Malang tersebut.
Pj Wali Kota Malang Tersebut juga menjelaskan beberapa arahan yang bertujuan mempercepat turunnya stunting dari hulu ke hilir. Diataranya yakni bimbingan perkawinan yang terintegrasi, pemeriksaan kesehatan untuk calon pengantin hingga pendampingan bagi calon pengantin minimal tiga bulan sebelum menikah. Ia juga menambahkan untuk meningkatkan kolaborasi antara kecamatan dan kelurahan untuk menciptakan invoasi dengan tujuan pencegahan stunting. Dengan kolaborasi dengan puskesmas serta institusi terkait sudah melahirkan inovasi dan strategi di beberapa kelurahan dengan tujuan penurunan stunting.
“Ya intinya semua stakeholder Kota Malang kami libatkan. Semakin banyak pihak yang dilibatkan akan semakin jauh sasaran penurunan stunting yang bisa kami capai. Termasuk peran media didalamnya untuk edukasi kepada masyarakat juga sangat penting,” jelas Wahyu.
Pj Walikota tersebut juga menambahkan bahwa kasus stunting di Kota Malang diyakini akan terus menerus karena ia optimis, semua komponen masyaeakat dapat diajak untuk bergerak bersama. Pemkot Malang, melalui perangkat daerah akan bersinergi dalam penanganan kasus stunting dengan skala yang luas. (acs)
Comments 2