SUARAGONG.COM – Polda Jawa Timur berhasil mengungkap motif di balik insiden tragis yang menewaskan Jimmy Sugito Putra (44) di Desa Ketapang Laok, Sampang, Madura. Peristiwa yang terjadi pada Minggu, 17 November 2024, melibatkan tiga tersangka berinisial FS, AR, dan MS, yang kini telah ditahan. Kombes Pol. Farman, Dirreskrimum Polda Jatim, memastikan bahwa kasus ini murni konflik personal dan tidak terkait dengan agenda politik Pilkada yang sempat menjadi spekulasi.
Kronologi Konflik Berdarah
Kejadian bermula dari kunjungan mendadak H. Slamet Junaidi ke Padepokan Babussalam untuk bertemu Kyai Mualif. Pertemuan ini diikuti dengan permintaan mendadak untuk mengumpulkan jamaah Dzikir, yang menimbulkan keberatan dari Kyai Hamduddin. Perselisihan memanas ketika Kyai Hamduddin memblokade jalan dengan kayu dan mobil, memicu ketegangan di antara kedua pihak.
Ketika konflik verbal berubah menjadi aksi provokatif, situasi semakin tak terkendali. Setelah H. Slamet Junaidi meninggalkan lokasi, ketegangan antara Kyai Hamduddin dan Asrofianto—penggerak jamaah Dzikir—semakin memburuk. Jimmy Sugito, yang berusaha melindungi Asrofi dari serangan massa, menjadi sasaran amukan. Tuduhan pemukulan terhadap Kyai Hamduddin memperkeruh suasana, hingga korban tewas akibat serangan clurit yang dilakukan massa.
Baca juga : Gempa Bumi Guncang Kabupaten Sampang dan Bojonegoro pada Hari yang Sama
Imbauan untuk Perdamaian
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Dirmanto, menyerukan masyarakat, khususnya tokoh agama di Madura, untuk menjaga kerukunan. Ia menekankan pentingnya menangkal provokasi dan informasi yang keliru guna mencegah konflik serupa.
“Informasi yang salah memicu kekerasan seperti ini. Kami mengimbau semua pihak menjaga persaudaraan dan kedamaian, apalagi menjelang Pemilu,” ujar Kombes Dirmanto.
Pihak kepolisian juga meminta masyarakat menyelesaikan setiap persoalan dengan musyawarah, agar keamanan dan ketentraman sosial tetap terjaga. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya komunikasi yang baik dan pencegahan provokasi dalam kehidupan bermasyarakat. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news