Prabowo Ganti Kepala Bapanas Kenapa?
Share

SUARAGONG.COM – Beberapa hari lalu, Presiden Prabowo Subianto membuat langkah mengejutkan mencopot Arief Prasetyo Adi dari jabatan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan menunjuk Amran Sulaiman yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertanian sebagai penggantinya.
Pencopotan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/P Tahun 2025, tertanggal 9 Oktober 2025. Dalam Keppres itu disebut bahwa tindakan ini diambil dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas pemerintahan.
Meski alasan resmi dalam Keppres agak diplomatis, publik terutama yang awam sama soal birokrasi jadi penasaran apa yang melatarinya? Ada beberapa isu yang mulai ramai diperbincangkan, dari tudingan mark-up impor beras sampai ke kebijakan yang dianggap anti petani.
Siapa Arief Prasetyo Adi?
Awal dan Pendidikan
Arief lahir 27 November 1974 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Setelah lulus SMA di Jakarta tahun 1992, dia kuliah Teknik Sipil di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan juga meraih gelar S2 Manajemen Konstruksi di kampus yang sama. Gak cuma itu pada Agustus 2024, ia mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Kyungsung University, Busan, Korea Selatan.
Karier di Dunia Usaha & BUMN Pangan
Sebelum masuk ke pusaran jabatan pemerintahan, Arief punya pengalaman panjang di dunia retail modern dan perusahaan pangan. Pada 2015, dia mulai dikenal publik saat terpilih sebagai Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya yaitu BUMD pangan DKI Jakarta ketika dipimpin gubernur Ahok (Basuki Tjahaja Purnama). Di posisi itu, Arief meraih gelar “The Best CEO BUMD” selama tiga tahun berturut-turut (2018–2020).
Setelah itu, ia diperluas kariernya ke lingkup nasional menjadi Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), yang kemudian menjadi holding pangan ID Food. Pada 21 Februari 2022, Presiden Jokowi melantik Arief sebagai Kepala Bapanas lembaga yang sebelumnya baru dibentuk untuk mengatur kebijakan pangan, stabilitas harga, pasokan, dan koordinasi antar kementerian. Sepanjang waktu menjabat, Arief aktif juga di organisasi, termasuk peran di Kadin dan asosiasi usaha pangan.
Dibawa Ahok dan Loncatan Kariernya
Publik sering menyebut bahwa Arief dibawa Ahok ke dunia pemerintahan DKI Jakarta, sebagai bagian dari perombakan manajemen BUMD pangan. Dari sana, kariernya melejit saat masuk lingkup nasional. Kompas bahkan mengangkat judul Jejak Arief Prasetyo, dibawa Ahok, karier moncer di era Jokowi.
Baca juga: Presiden Prabowo Lantik 2 Wakil Menteri dan Dua Asisten Khusus
Amran Sulaiman Pengganti yang sudah familiar
Jadi, siapa sih Amran Sulaiman yang ditunjuk sebagai Kepala Bapanas? Amran sudah dikenal publik sebagai Menteri Pertanian sejak 25 Oktober 2023, menggantikan posisi Syahrul Yasin Limpo. ebelumnya (2014–2019) dia juga pernah menjabat Mentan di kabinet Jokowi.
Dengan pengangkatan ini, Amran memegang dua posisi strategis sekaligus sebagai Mentan dan Kepala Bapanas. Penunjukan ini dilaksanakan lewat SK Presiden tertanggal 9 Oktober 2025 dan dikonfirmasi oleh Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy. Secara teknis, menurut Sarwo Edhy, Arief sempat masuk kantor di pagi hari sebelum keputusan resmi diterima sore harinya.
Baca juga: Prabowo: Kerugian Negara Akibat Tambang Ilegal di Babel Capai Rp300 Triliun
Alasan Pencopotan & Spekulasi yang Ramai
Walau Keppres menyebut alasan untuk meningkatkan efektivitas, beberapa isu ikut mengemuka:
- Tuduhan mark-up impor beras dari Vietnam, yang disebut-sebut menyisakan kerugian negara hingga Rp 294,5 miliar akibat denda peti kemas.
- Ketidaksesuaian dokumen impor yang disebut menyebabkan kontainer tertahan di pelabuhan, memicu denda besar.
- Desas-desus bahwa Arief sempat dilaporkan ke KPK pada Juli 2024 terkait pengadaan beras luar negeri.
- Kritik dari kalangan petani dan pengamat bahwa beberapa kebijakan Bapanas kurang berpihak pada petani dalam hal impor vs subsidi.
Harus dicatat hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi publik yang menyeluruh dari pihak Arief atau internal pemerintah yang membongkar semua tudingan.
Baca juga: Sri Wahyuni Dorong Pemprov Gunakan Belanja Tak Terduga untuk Tangani Tragedi Ponpes Al Khoziny
Imbas & Tantangan ke Depan
Pergantian dengan cepat di lembaga pangan punya efek domino:
- Peralihan Kebijakan
Amran harus bergerak cepat menyusun strategi baru untuk menjaga kestabilan harga pangan, pasokan dan distribusi. - Sinergi Antara Kementan dan Bapanas
Karena Amran sekarang memimpin kedua lembaga, koordinasi bisa lebih langsung. Tapi tantangannya makin besar. - Tuntutan Publik dan Petani
Publik akan mengawasi apakah perubahan ini benar-benar untuk efektivitas atau sekedar pergantian figur. - Kepercayaan Institusi
Pencopotan mendadak bisa membuat publik bertanya. Seberapa stabil birokrasi pangan ke depan?
Baca juga: Tersangka LNG Bawa-bawa Ahok & Nicke Kok Bisa?
Jadi, dalam sketsa ringan Presiden Prabowo memutuskan untuk ganti kepala Bapanas, mencopot Arief Prasetyo Adi lewat Keppres 116/P/2025 dan menunjuk Amran Sulaiman sebagai pengganti. Alasan resmi adalah efisiensi dan efektivitas, tapi ada bayang-bayang isu impor, denda pelabuhan, dan kritik kebijakan yang ikut melingkupi keputusan itu.
Arief sendiri punya track record lumayan bersih dari karier di BUMD pangan (dibawa Ahok) hingga naik ke level nasional. Meski begitu, liku tudingan dan tantangan menjaga reputasi tetap ada.
Nah, Amran sekarang punya tugas berat membuktikan bahwa penggantian ini bukan sekadar ganti orang, tapi juga ganti strategi yang lebih baik buat stabilitas pangan di Indonesia. (dny)