Ibu-Ibu Probolinggo Siap Tangkis Radikalisme!
Share
SUARAGONG.COM – Sebanyak 75 anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Probolinggo ikut dalam Fasilitasi Pendidikan Politik dan Sosialisasi Pencegahan Radikalisme bareng Bakesbangpol. Kegiatan ini basically jadi cara pemerintah buat ngasih bekal biar para ibu makin paham tentang politik kebangsaan dan makin siap menghadapi tantangan zaman. Apalagi sekarang banyak banget arus informasi nyasar ke keluarga tanpa filter. Nah, di sinilah pentingnya pencegahan radikalisme keluarga Probolinggo makin diperkuat.
Nambah Wawasan Politik Tapi Santai Aja
Acara ini dibuat biar ibu-ibu DWP bisa ngerti konsep demokrasi, pentingnya Pancasila, sampe gimana caranya ikut andil menjaga suasana berbangsa tetap adem. Format acaranya juga dibuat komunikatif, jadi nggak kayak kelas teori yang bikin ngantuk, tapi lebih kayak ngobrol bareng yang membuka insight baru.
Sekretaris Bakesbangpol, Andre Nirwana Kusuma, bilang inti dari acara ini adalah biar masyarakat makin melek politik secara sehat. Ia menegaskan bahwa paham politik yang benar itu penting banget untuk memperkuat stabilitas kehidupan berbangsa. Intinya sih, biar nggak gampang ke-bully sama hoaks politik atau paham sembarangan.
Baca juga: Operasi Zebra Semeru 2025 Resmi Dimulai Polres Probolinggo
Peran Penting Ibu di Era Serba Digital
Wakil Wali Kota Probolinggo, Ina Dwi Lestari, nge-highlight bahwa ibu itu sekolah pertama bagi anak.
Katanya, “ibu-ibu adalah madrasah pertama dalam keluarga.”
Setuju banget. Tapi di era digital sekarang, tantangannya juga makin banyak. Informasi bisa masuk kapan aja, dari mana aja, dan nggak semuanya sehat.
Makanya, keluarga harus jadi benteng pertama buat mencegah paham radikalisme. Ina menekankan bahwa radikalisme bukan sekadar istilah, tapi ancaman nyata yang bisa merusak pembangunan dan ketertiban. So, penting banget edukasi soal radikalisme ditanamkan dari rumah.
Baca juga: Kerapan Sapi Brujul Probolinggo Memukau Ribuan Penonton
Etika Politik Biar Negara Nggak Chaos
Ina juga ngajak masyarakat Probolinggo buat ngerti etika politik. Tanpa etika, politik bisa amburadul dan bikin suasana negara nggak kondusif. Pemerintah juga pengen warga ikut terlibat secara santun dan dewasa dalam dunia politik bukan yang gampang tersulut emosi di medsos.
Ia berharap para peserta yang hadir bisa nyebarin pesan baik ke keluarga dan lingkungan sekitar, biar nggak gampang kejebak provokasi. Toh, peran ibu itu bukan cuma buat keluarga aja, tapi juga buat lingkungan sosial.
Baca juga: Probo Fight in The Jungle 2025 Adu Nyali di Hutan Pinus
Materi Anti-Radikalisme dari Ahli
Acara ini menghadirkan dua narasumber kece.
Pertama, Kompol Dani Teguh Wibowo yang ngebahas perkembangan terorisme dan gimana kelompok ekstrem memanfaatkan dunia digital buat nyebarin ide mereka.
Kedua, dr. Evariani, Ketua TP PKK Kota Probolinggo, yang bahas cara menjaga keluarga dari paparan radikalisme. Fokusnya ada di literasi digital, menjaga suasana rumah tetap harmonis, dan memperkuat nilai kebangsaan lewat hal-hal sederhana.
Materinya cukup daging dan relate banget sama kehidupan sehari-hari, terutama buat keluarga muda yang anak-anaknya sudah pegang gadget sejak kecil.
Baca juga: FKUB Probolinggo Perkuat Sinergi Lewat Media Gathering
Harapan Keluarga Kuat, Masyarakat Aman
Bakesbangpol berharap peserta bisa jadi agen edukasi di lingkungan masing-masing. Dengan pengetahuan baru soal politik dan radikalisme, harapannya keluarga di Probolinggo bisa makin siap menghadapi tantangan zaman.
Pada akhirnya, pencegahan radikalisme keluarga Probolinggo bukan cuma tugas pemerintah, tapi juga kolaborasi bareng seluruh elemen masyarakat. Dengan makin kuatnya benteng ideologi di rumah, ancaman penyebaran radikalisme bisa dipotek sejak dari hulu. (duh/dny)

