Probolinggo Melatih Petani Lewat Pelatihan Pupuk Organik Padat
Share

SUARAGONG.COM – Dalam menghadapi tantangan modernisasi pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo terus berupaya mendorong kemandirian para petani di wilayahnya. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik padat yang menyasar 14 kecamatan dengan potensi pertanian tembakau. Program ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang selama ini banyak digunakan namun dinilai kurang ramah lingkungan dan dapat merusak kualitas tanah secara bertahap.
Kabupaten Probolinggo Dorong Petani Mandiri Lewat Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Padat
Kepala Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi, melalui Plh Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Evi Rosella, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali petani agar mampu memproduksi pupuk organik secara mandiri dan berkelanjutan. “Kami ingin mengubah pola pikir petani yang selama ini bergantung pada pupuk kimia pabrik, supaya mereka bisa menggunakan bahan-bahan organik yang ada di sekitar untuk menghasilkan pupuk berkualitas,” ujar Evi.
Pelatihan yang dilaksanakan tidak hanya berupa teori, tetapi juga diiringi praktik langsung pembuatan pupuk organik. Pada Kamis, 22 Mei 2025, kegiatan praktik berlangsung di Dusun Curah Suci, Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura, diikuti oleh kelompok tani dari Sukapura dan Lumbang. Kegiatan ini dipandu oleh JF Analis Pupuk dan Pestisida Diperta Kabupaten Probolinggo, Dadik, serta didampingi oleh koordinator penyuluh pertanian, PPL, dan ketua kelompok tani.
Total 70 kelompok tani dari 14 kecamatan yang memiliki potensi pertanian tembakau terlibat dalam pelatihan ini. Masing-masing kecamatan diwakili lima kelompok tani. Kecamatan tersebut meliputi Sukapura, Lumbang, Wonomerto, Kuripan, Bantaran, Maron, Kraksaan, Pajarakan, Krejengan, Gading, Besuk, Pakuniran, Paiton, dan Kotaanyar.
Bantuan Praktik dan Alat
Untuk mendukung keberhasilan praktik tersebut, Diperta memberikan bantuan berupa terpal dan cairan Effective Microorganism 4 (EM4) kepada setiap kelompok tani. EM4 ini berfungsi mempercepat proses fermentasi bahan organik sehingga pupuk yang dihasilkan dapat lebih cepat matang dan memiliki kualitas yang lebih baik. Total bantuan yang disalurkan mencapai 1.820 botol EM4 dan 70 lembar terpal, dengan masing-masing kelompok tani memperoleh 26 botol EM4 dan 1 lembar terpal.
Menurut Evi Rosella, hal ini penting agar para petani tidak hanya memahami teori dan praktik secara temporer, tetapi mampu langsung menerapkan pupuk organik di lahan mereka masing-masing, sehingga mempercepat adopsi teknologi pupuk ramah lingkungan ini.
Data dan penelitian menunjukkan bahwa banyak lahan pertanian intensif di Indonesia, termasuk Kabupaten Probolinggo, mengalami degradasi tanah akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan. Salah satu indikatornya adalah rendahnya kadar karbon organik dalam tanah, yang idealnya minimal 2,5 persen namun di banyak lahan sawah intensif di Jawa hanya sekitar 1 persen atau bahkan kurang.
Baca Juga : Ribuan Ubur-Ubur Serbu Perairan Paiton Kabupaten Probolinggo
Berkurangnya Subsidi Pupuk Kimia
Kondisi ini diperparah oleh berkurangnya subsidi pupuk kimia dari pemerintah yang membuat biaya produksi petani menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, pelatihan pembuatan pupuk organik menjadi solusi strategis untuk mengatasi persoalan penurunan kesuburan tanah. Sekaligus bisa mengurangi beban biaya produksi.
Pupuk organik padat dikenal memiliki banyak manfaat jangka panjang. Selain dapat meningkatkan produktivitas lahan secara alami. Selain itu, pupuk ini juga ramah lingkungan dan mampu memperbaiki struktur tanah. Proses pengomposan yang benar menghasilkan pupuk homogen yang bebas dari biji gulma dan patogen berbahaya. Serta meminimalisir bau tidak sedap. Selain itu, pupuk organik membantu mendaur ulang limbah pertanian seperti jerami, kotoran ternak, dan sisa panen, yang sangat melimpah di daerah tropis. Khususnya seperti Probolinggo namun selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Melalui pelatihan dan dukungan sarana produksi yang memadai, diharapkan petani di Kabupaten Probolinggo bisa mandiri dalam penyediaan pupuk. Serta bisa berkontribusi dalam pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dan nasional. Dengan ini petani bisa mendorong pertanian yang produktif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami berharap para petani lebih cerdas dan mandiri dalam mengelola lahan mereka. Penggunaan pupuk organik bukan hanya solusi jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang untuk keberlanjutan sektor pertanian di Probolinggo.” Pungkas Evi Rosella.
Baca Juga : Dinas Pertanian Probolinggo Vaksinasi Ternak Jelang Idul Adha
Fokus Pengembangan Pertanian Organik
Pendekatan serupa telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia yang berfokus pada pengembangan pertanian organik. Hal ini untuk memperbaiki kualitas tanah dan mengurangi dampak negatif pupuk kimia. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian juga mendorong pengembangan pupuk organik dan pengomposan sebagai bagian dari program pembangunan pertanian berkelanjutan. Dengan mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam.
Dengan adanya program pelatihan pembuatan pupuk organik padat yang sistematis dan didukung oleh sarana produksi yang memadai. Kabupaten Probolinggo menunjukkan komitmennya dalam membangun pertanian modern. Serta tidak lupa tetap menjaga keseimbangan ekologis dan ekonomi masyarakat tani. (Duh/aye)