Program MBG di SD Jatiguwi 2 Berjalan Lancar, Siswa Antusias dengan Menu Sehat
Share
SUARAGONG.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali dirasakan manfaatnya oleh siswa-siswi SD Jatiguwi 2, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Pada pelaksanaan kali ini, MBG berjalan lancar dan disambut gembira oleh anak-anak yang mengaku senang bisa mendapatkan jatah makan lebih serta mengenyangkan.
Program MBG di SD Jatiguwi 2 Berjalan: Anak-Anak Suka Buah
Pihak sekolah membagikan MBG dalam dua sesi pengiriman. Sesi pertama untuk siswa kelas 1, 2, dan 3, sedangkan sesi kedua untuk kelas 4, 5, dan 6. Paket makanan yang diberikan juga berbeda menyesuaikan kebutuhan gizi dan porsi tiap jenjang.
“Dibedakan antara kelas 1,2,3 dengan 4,5,6. Karena porsi dan kandungan gizinya sudah berbeda menyesuaikan kelas itu tadi,” jelas Kepala SD Jatiguwi 2, Ibu Mariani, Jumat (12/9).
Ia menambahkan, anak-anak sangat menyukai menu yang disediakan. Salah satu yang menjadi favorit adalah buah anggur hijau. Bahkan ada satu siswa yang memiliki alergi khusus sehingga tidak bisa makan nasi. Pihak penyedia MBG pun menyiapkan paket khusus dengan mengganti nasi menjadi roti.
“Jadi ada satu anak yang gak makan nasi itu paketnya disendirikan dengan diganti roti. Kalau sayur dan lauknya sama dengan temannya. Dia sama temennya bilang dapat MBG VVIP,” ujar Mariani sambil tersenyum.
Baca Juga : Gus Fawait Resmikan Dapur SPPG Pertama di Kawasan Selatan Jember
Jam keberangkatan dan kedatangan Jadi Tantangan
Dari sisi higienitas, pihak sekolah tidak menemukan masalah berarti. Hanya saja, guru menyoroti jam pengiriman untuk sesi kedua yang kadang terlalu pagi sehingga makanan berpotensi basi jika dimakan siang hari. Mereka berharap jadwal bisa disesuaikan dengan jam istirahat siswa kelas besar.
Meski senang dengan adanya MBG, Mariani mengaku banyak siswa bertanya mengapa makanan tidak diberikan setiap hari. Saat ini, distribusi hanya dilakukan tiga kali seminggu: Senin, Rabu, dan Jumat.
“Saya ditanya sama anak-anak, kok tidak setiap hari. Saya juga tidak bisa menjawab, akhirnya menanyakan langsung ke pihak SPPG,” katanya.
Baca Juga : Polemik MBG, DPRD Kota Batu Desak Sanksi Tegas Dapur SPPG yang Tak Disiplin
Kebijakan Pusat Membatasi Produksi MBG di Berbagai SPPG
Dari pihak penyedia, SPPG Bumdes Sambigede, Ninik Ayun menjelaskan bahwa keterbatasan distribusi disebabkan adanya kebijakan pemerintah. SPPG baru hanya diperbolehkan memproduksi 1.000 paket MBG per hari, padahal secara teknis dapur mampu membuat hingga 3.000 paket.
“Akibat pembatasan ini, kami memprioritaskan pemerataan. Jadi semua sekolah di wilayah kami tetap mendapat paket, meski tidak setiap hari,” jelas Ninik.
Ia berharap pemerintah segera merealisasikan kebijakan baru agar MBG bisa dinikmati siswa setiap hari. Pihaknya juga mengakui terkadang ada miskomunikasi yang menyebabkan keterlambatan atau kekurangan paket. Namun dapur MBG berkomitmen untuk segera mengirim ulang jika ada data siswa yang belum menerima.
Menurut tim produksi, pembatasan jumlah paket ini juga terkait dengan evaluasi kasus keracunan makanan yang sempat terjadi di beberapa daerah. Pemerintah saat ini lebih memprioritaskan aspek keamanan dan kehigienisan dalam penyelenggaraan MBG.
“Mungkin pemerintah memprioritaskan keamanan dulu, makanya jumlah produksi ditahan,” ungkap salah satu tim produksi MBG.
Meski begitu, baik pihak sekolah maupun SPPG sama-sama berharap program ini bisa terus berjalan dan berkembang. Dengan begitu, seluruh siswa di Kabupaten Malang bisa merasakan manfaat makan bergizi setiap hari. (Aye/sg)

