SUARAGONG.COM – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau yang lebih dikenal dengan Antam, mengalami peningkatan proyeksi laba bersih untuk tahun 2024 dan 2025. RHB Sekuritas mengumumkan bahwa proyeksi laba bersih perusahaan ini naik sebesar 19% untuk 2024 dan 10% untuk 2025. Kenaikan ini juga disertai dengan penyesuaian target harga saham ANTM yang ditetapkan lebih tinggi.
Faktor Pendorong Kenaikan Proyeksi
Menurut RHB Sekuritas, ada beberapa faktor yang mendukung peningkatan proyeksi laba bersih Antam. Pertama, adanya potensi peningkatan volume penjualan emas yang signifikan. Antam diharapkan dapat meningkatkan margin dari kilang emasnya, yang akan berdampak positif pada profitabilitas. Selain itu, produksi bijih nikel tahunan juga diperkirakan mengalami kenaikan, yang akan berkontribusi pada pendapatan.
Kenaikan harga emas di pasar global memberikan dampak positif bagi industri emas, termasuk Antam. RHB Sekuritas menyatakan bahwa besarnya efisiensi dapat berkontribusi pada stabilitas margin.
“Pasar akan menilai seberapa besar efisiensi dapat berkontribusi pada stabilitas margin.” Jelasnya.
Dengan demikian, perusahaan diperkirakan dapat memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan kinerjanya.
Penjualan Bijih Nikel yang Meningkat
Penjualan bijih nikel Antam diprediksi akan meningkat, berkat persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang sebelumnya tertunda. Permintaan bijih nikel dari smelter di Indonesia tetap kuat, dan kualitas bijih yang ketat menjadi salah satu faktor pendorong. Saat ini, meskipun ada kendala infrastruktur, permintaan tetap tinggi, yang membuat pemilik tambang mendapatkan premi lebih.
Dengan pelonggaran izin dan permintaan yang terus menguat, produksi Antam diperkirakan akan mencapai antara 13-15 juta ton pada tahun 2025-2026, dibandingkan dengan proyeksi 2024 yang hanya 8 juta ton, mengalami penurunan 25% dari tahun ke tahun.
“Dalam jangka panjang, ANTM memiliki potensi untuk mencapai target produksi awal sebesar 20 juta ton.” Ungkap RHB.
Kinerja Penjualan Emas yang Positif
ANTM melaporkan bahwa volume penjualan emas dari Januari hingga September 2024 telah mencapai 87% dari target yang ditetapkan. Saat ini, Antam sedang menunggu kesepakatan akhir dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membeli anode slime, residu dari proses ekstraksi emas atau tembaga, sebagai pengganti bahan baku dalam bisnis pemurnian emas. Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi sekitar 3-5% pada harga pokok penjualan.
Meskipun permintaan emas diperkirakan akan normal pada 2025, dengan angka di bawah 28 juta ton, RHB meyakini bahwa penjualan emas Antam akan tetap sehat. Hal ini disebabkan oleh kekuatan merek yang kuat dan sedikitnya premi terkait sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA).
Strategi Bisnis Nikel dan Efisiensi
ANTM juga akan menjaga produksi besi-nikel (FeNi) sedikit di bawah level optimal, yaitu sekitar 20-22 ribu ton dibandingkan dengan 24 ribu ton. Meskipun prospeknya tetap menantang, ANTM telah mengidentifikasi beberapa efisiensi yang akan diterapkan. Salah satunya adalah memanfaatkan jaringan sumber daya dengan kadar nikel lebih rendah yang dekat dengan fasilitas untuk mengurangi biaya transportasi.
Lebih dari itu, ANTM juga berkolaborasi dengan PLN untuk mendapatkan pasokan listrik yang lebih murah, mengurangi ketergantungan pada sumber tenaga diesel. Saat ini, sekitar 40% dari kebutuhan listrik ANTM berasal dari sumber energi terbarukan di wilayah Sulawesi.
Rekomendasi dan Target Harga Saham
Dengan berbagai faktor positif yang mendukung, RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi “buy” untuk saham ANTM. Target harga baru yang ditetapkan adalah Rp 1.800, naik dari sebelumnya Rp 1.500, termasuk diskon sebesar 4% untuk faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Diharapkan, yield dividen dari saham ini dapat mencapai 4%.
Baca juga: Harga Batubara Meroket: Dorong Kenaikan Nilai Saham Sektor Pertambangan
Dengan proyeksi laba bersih yang meningkat dan target harga saham yang diperbarui, PT Aneka Tambang Tbk menunjukkan kinerja yang menjanjikan. Potensi pertumbuhan di sektor emas dan nikel, bersama dengan strategi efisiensi yang diimplementasikan, memberikan keyakinan bagi investor. Meskipun tantangan di pasar global masih ada, Antam tampaknya berada di jalur yang baik untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news