SUARAGONG.COM – Pernah nggak, ada orang yang bilang, “Kamu harus coba ini,” dan responsmu langsung, “Eh, nanti dulu deh.” Padahal, sebelum disuruh, kamu sebenarnya tertarik. Itulah yang disebut psychological reactance, atau rasa enggan yang muncul saat kita merasa kebebasan kita diancam. Jujur, aku sering banget ngalamin ini, terutama dalam hal-hal kecil seperti rekomendasi buku atau tontonan.
Aku ingat satu kejadian lucu. Waktu itu, temanku sangat antusias merekomendasikan serial TV baru. Katanya, “Kamu tuh harus banget nonton ini! Ini tuh serial yang bakal kamu suka!” Bukannya merasa tertarik, aku malah jadi malas. Rasanya kayak dia mengambil alih keputusan yang seharusnya aku buat sendiri. Tapi lucunya, beberapa bulan kemudian, aku nonton juga. Ternyata bagus banget! Kalau aku nggak begitu keras kepala waktu itu, mungkin aku bisa menikmati serial itu jauh lebih awal.
Kenapa Psychological Reactance Terjadi?
Fenomena ini sebenarnya cukup logis. Ketika kita merasa “disuruh” atau “dipaksa,” otak kita langsung mengaktifkan mode defensif. Seolah-olah ada alarm kecil yang berbunyi, “Hei, jangan ambil kebebasanku buat memilih sendiri!” Kita ingin merasa punya kendali atas pilihan kita, dan tekanan dari luar membuat kita merasa kebebasan itu hilang.
Reaktansi ini juga sering muncul dalam situasi yang lebih besar, misalnya kampanye kesehatan atau aturan pemerintah. Misalnya, banyak orang yang menolak pakai masker di awal pandemi hanya karena merasa “terpaksa.” Padahal, kalau aturannya dikemas lebih santai atau berbentuk saran, mungkin responsnya akan berbeda.
Baca juga : Menyeimbangkan Work-Life Balance dengan Tren “Soft Living”
Pengalaman Pribadi
Aku juga sering kena masalah ini dalam kehidupan sehari-hari. Waktu kecil, ibuku sering bilang, “Makan sayur itu penting buat kesehatan.” Tapi karena nadanya tegas, aku malah sengaja nggak makan sayur. Baru setelah aku dewasa dan mulai belajar sendiri soal pola makan sehat, aku sadar kalau ibuku benar. Pelajaran terbesar dari pengalaman ini adalah: cara penyampaian itu penting banget.
Kita semua suka merasa punya pilihan, kan? Makanya, daripada menyuruh orang lain, lebih baik kita memberikan opsi. Misalnya, daripada bilang, “Kamu harus olahraga setiap pagi,” cobalah, “Aku merasa lebih segar setelah olahraga pagi, kamu mau coba?” Memberi kebebasan untuk memilih bisa mengurangi reaktansi psikologis.
Tips Menghadapi Reaktansi Psikologis
Kalau kamu sering merasa enggan melakukan sesuatu hanya karena disuruh, coba tips berikut:
- Pahami Kenapa Kamu Merasa Enggan
Tanya ke diri sendiri, “Apakah aku benar-benar nggak suka, atau ini cuma karena aku nggak suka disuruh?” Kadang, kesadaran ini cukup untuk meredakan rasa defensif. - Coba Dengarkan dengan Pikiran Terbuka
Saat orang memberi saran, anggap itu sebagai ide, bukan perintah. Fokus pada manfaatnya, bukan caranya disampaikan. - Ubah Pola Pikir Tentang Kebebasan
Kebebasan itu bukan berarti selalu menolak orang lain. Kamu tetap bebas memilih, bahkan setelah mendengar saran. - Latih Komunikasi yang Lebih Persuasif
Kalau kamu ingin menyarankan sesuatu ke orang lain, gunakan pendekatan yang lebih lembut. Misalnya, cerita pengalamanmu sendiri tanpa terdengar memaksa.
Baca juga : Kenapa Orang Memilih Slow Living?
Psychological reactance adalah respons alami saat kita merasa kebebasan kita diambil. Tapi, dengan kesadaran dan pendekatan yang tepat, kita bisa mengatasinya. Kuncinya adalah memahami bahwa kebebasan itu soal bagaimana kita memilih untuk merespons, bukan soal menolak segala sesuatu yang datang dari luar.
Jadi, lain kali kalau kamu merasa malas melakukan sesuatu hanya karena disuruh, coba pikirkan lagi: apakah ini karena aku nggak suka, atau cuma egoku yang bicara? (acs)