Pulau Enggano Ketika Surga Tersembunyi Teriak Minta Tolong
Share

SUARAGONG.COM – Bayangin tinggal di tempat seindah Pulau Enggano pantai masih perawan, alamnya kayak wallpaper bawaan laptop, tapi hidup sehari-hari kayak mode offline terus. Gak bisa kirim hasil panen, gak bisa jual ikan, dan kapal pun cuma lewat doang, gak bisa sandar. Itu bukan drama sinetron. Itu realita yang lagi dihadapi warga Pulau Enggano yang lagi krisis sekarang. Pulau yang katanya bagian dari NKRI, tapi akses ke sana lebih susah dari login WiFi kampus saat UTS.
Masalahnya Dimulai dari Laut
Inti masalahnya adalah alur pelabuhan Pulau Baai yang dangkal. Akibatnya? Kapal besar gak bisa nyandar. Kapal kecil sih bisa, tapi muatannya mini banget. Bayangin kamu mau kirim 10 ton pisang, tapi kapalnya cuma muat galon air minum doang. Ya gak nutup, bos.
Dan gak cuma logistik ke luar pulau yang kena, logistik ke dalam juga mampet. Sembako, BBM, sampai kebutuhan pokok semuanya jadi mahal dan langka. Dampaknya? Petani dan nelayan cuma bisa pasrah, hasil panen dan tangkapan laut gak bisa kemana-mana.
Baca juga: Pulau Enggano Lagi Krisis Negara Kok Diam Aja?
Warga Udah Teriak, Tapi Siapa Dengar?
“Warga tuh butuh kapal gede biar bisa kirim hasil bumi. Gimana mau maju kalau jual hasil tani aja susah?” kata Kepala Desa Kaana, Pak Alamudin. Masuk akal banget. Kayak kamu udah capek ngerjain skripsi, eh dosennya gak bisa buka file-nya. Frustrasi level dewa.
Akhirnya Negara Hadir
Setelah bolak-balik viral di media & didesak sana-sini, akhirnya Presiden Prabowo turun tangan. Tanggal 24 Juni 2025, beliau resmi teken Inpres percepatan pembangunan Pulau Enggano. Intinya, negara mau ngebut pembangunan dan mengatasi semua masalah yang ngebikin Enggano kayak pulau yang “di-ghosting” pembangunan. Isinya antara lain:
- Pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai biar kapal gede bisa masuk
- Pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan dermaga
- Akses transportasi & logistik diperbaiki
- Dan katanya negara bakal hadir sampai ke ujung negeri
DPR Ikutan Turun Tangan
Gak cuma dari Istana, pihak DPR juga ikut nimbrung. Hari ini, mereka ngadain rapat koordinasi bareng pemerintah buat bahas solusi konkret soal Enggano.
“Kami serius kok. Ini bukan masalah kecil. Ini soal keadilan pembangunan.” kata Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI,
Walaupun kedengerannya positif, warga tetep skeptis. Bukan karena gak percaya, tapi karena udah terlalu sering dikasih janji manis tanpa follow-up. Gak pengen trauma kolektif aja.
Krisis Ekonomi & Psikis
Bukan cuma urusan logistik, dampaknya juga udah merembet ke urusan ekonomi. Banyak warga yang stop bertani karena gak ada pembeli. Ikan hasil tangkapan akhirnya dibagi-bagi doang karena gak laku dijual. Listrik? Kadang nyala, kadang kayak mantan hilang tanpa kejelasan.
Anak-anak muda juga mulai nyerah. Gak ada signal buat sekolah daring, gak ada akses buat cari kerja, dan mimpi keluar dari pulau makin kabur. Ini bukan sekadar krisis ekonomi, tapi juga krisis harapan.
Padahal Potensinya Gede Banget
Kalau dibenerin, Pulau Enggano bisa jadi Bali-nya Bengkulu. Wisatanya cakep banget, lautnya bersih, dan budayanya kaya. Tapi ya gimana mau jadi destinasi kalau jalan ke sana aja kayak misi naik Gunung Everest? Investor pun gak bakal berani masuk kalau infrastrukturnya masih kayak zaman Majapahit.
Harapan Baru atau Sekadar Seremonial?
Sekarang, setelah Inpres ditandatangani dan rapat DPR digelar, bola panasnya ada di eksekusi. Apakah kapal beneran bakal datang? Pelabuhan bakal dikeruk minggu ini, bukan tahun depan? Subsidi buat kapal nelayan bakal real, bukan cuma headline?
Warga Enggano cuma pengen hidup normal. Gak muluk-muluk. Bisa kirim hasil tani, beli sembako dengan harga wajar, dan punya akses internet buat lihat dunia luar. Simple kan?
Suara Mereka
Kita yang tinggal di kota, kadang lupa kalau ada bagian dari Indonesia yang hidupnya masih kayak mode survival. Pulau Enggano itu bukan tempat wisata doang, itu rumah buat ribuan orang yang punya hak yang sama kayak kita buat hidup layak. Yuk, bantu suarakan. Karena kadang, yang bikin perubahan bukan pejabat tinggi, tapi netizen yang gak tinggal diam.
Pulau Enggano lagi krisis, tapi bukan tanpa harapan. Dengan tekanan publik, dorongan DPR, dan janji Inpres dari Presiden, bola udah mulai menggelinding. Sekarang tinggal kita pantau bareng-bareng, biar Enggano gak cuma jadi “nama di peta”, tapi juga bagian dari Indonesia yang benar-benar hidup. (dny)