Radiasi C-137 di Cengkeh Lampung Terungkap
Share

SUARAGONG.COM – Belakangan ini, publik Indonesia digegerkan dengan kabar adanya radiasi C-137 di cengkeh asal Lampung. Yup, rempah khas nusantara yang selama ini identik dengan keharuman dan citarasa, tiba-tiba jadi sorotan karena isu kontaminasi radioaktif. Artikel ini bakal mengupas tuntas apa sih sebenarnya C-137, bagaimana kabar kontaminasi itu muncul, risiko ke masyarakat, dan langkah pemerintah agar tidak makin melebar.
Apa Itu Radiasi C-137?
Sebelum kita ke kasus Lampung, kita bahas dulu secara gampang apa itu C-137. C-137 (Cesium-137) adalah salah satu radionuklida yang bisa muncul dari aktivitas nuklir, limbah radioaktif, atau serpihan logam yang terkontaminasi. kalau masuk ke rantai makanan atau lingkungan, bisa jadi bahaya bagi kesehatan. Mungkin kamu berpikir, “Ah, rempah doang, kok bisa terpapar?” Nah, ini bagian yang bikin semua orang waspada.
Baca juga: Radiasi Handphone: Antara Mitos Atau Fakta
Bagaimana Radiasi C-137 Bisa Masuk ke Cengkeh?
Penyebab spesifik belum 100% dikonfirmasi, tapi pemerintah dan pihak berwenang sudah menunjuk beberapa dugaan yang masuk akal:
- Logam Bekas Terkontaminasi
Dari laporan, kasus serupa pernah terungkap di kawasan Cikande Banten, di mana radiasi ditemukan di logam bekas dari pabrik Peter Metal Technology. - Proses Pengolahan Rempah atau Fasilitas Pengolahan
Produk cengkeh yang terpapar ditemukan diperkebunan Lampung dan kemudian dikirim ke pengolahan di Surabaya. - Distribusi dan Rantai Pasok Rempah yang Kompleks
Cengkeh bisa dipanen di Lampung, tetapi diproses di tempat lain, sehingga potensi silang kontaminasi juga tinggi.
Penting dicatat dari keterangan Satgas Radiasi dan Bapeten, kontaminasi di Lampung terbilang terbatas dan belum menyebar luas ke wilayah lain atau komoditas lain.
Baca juga: Memahami Radiasi Handphone Terlalu Tinggi dan Dampaknya
Temuan Kontaminasi & Reaksi Pemerintah
So, gimana kronologinya?
- FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) sempat mendeteksi adanya Cs-137 pada kiriman cengkeh dari Indonesia. Itu yang memicu langkah cepat dari pihak Indonesia.
- Setelah itu, pemerintah membentuk Satgas Penanganan Radiasi Cs-137. Mereka melakukan pengecekan mulai dari kebun rempah di Lampung, lalu lokasi pengolahan di Surabaya.
- Gubernur Lampung menyatakan bahwa tim dari dinas perkebunan dan instansi terkait sedang menelusuri asal-usul cengkeh yang terindikasi terkontaminasi.
- Produk cengkeh yang dicurigai terpapar dilarang diperjualbelikan sementara sampai uji laboratorium keluar.
- Kasus radiasi di Cikande juga diajukan ke tahap penyidikan, karena ditemukan bahwa bongkahan besi dari pabrik metal sudah tercemar sebelum digunakan di fasilitas lain.
Jadi, pemeriksaan gak cuma di Lampung aja titik potensi sumber kontaminasi lain juga ikut diperiksa.
Baca juga: KKP Ungkap Kontaminasi Radioaktif Cs-137 di Udang Ekspor
Dampak ke Masyarakat & Eksportir
Kalau ditemukan rempah terkontaminasi, banyak pihak terdampak:
1. Kesehatan Masyarakat
Paparan radiasi tingkat tinggi bisa menyebabkan kerusakan sel, kanker dan masalah kesehatan jangka panjang. Tapi sejauh ini, jumlah kontaminasi yang ditemukan di Lampung disebut terbatas. Belum ada indikasi bahaya besar bagi publik luas.
2. Kepercayaan dan Pasar Ekspor
Karena FDA pernah mem-block impor rempah dari perusahaan tertentu, eksportir Indonesia bisa terkena label merah atau yellow list, yang mempersulit akses pasar luar negeri. Ekspor cengkeh ke Amerika misalnya, harus disertai sertifikat bebas radioaktif dari lembaga yang diakui.
3. Dampak Ekonomi Petani Rempah
Petani cengkeh di Lampung yang panennya dicurigai bisa susah menjual hasil panennya karena pasar menahan diri. Juga bisa jadi pemborosian karena panen harus disita sementara waktu.
Baca juga: Viral Permen Terkontaminasi Ganja, Anak-Anak Sakit Usai Konsumsi
Apakah Kita Harus Panik?
Tenang dulu, sob. Meski topiknya berat, berikut beberapa hal yang bisa bikin kita lebih tenang:
- Pemerintah bilang kontaminasi terbatas dan belum menyebar.
- Langkah cepat sudah dilakukan pelarangan sementara, audit laboratorium dan penyeledikan sumber kontaminasi.
- Jika rempah yang dijual ke pasaran normal, dipastikan bahwa level radionuklida berada di bawah ambang batas aman, atau telah disaring lewat sertifikasi.
- Masyarakat diimbau untuk tidak khawatir berlebihan hingga hasil pemeriksaan resmi diterbitkan.
Jadi, bukan berarti kita bisa cuek terus, tapi juga nggak harus langsung panik tanpa fakta.
Baca juga: Hasil Uji Sampel MBG di SDN Dinoyo 2 Kota Malang
Tantangan & Langkah yang Harus Dilakukan
Untuk menghadapi kontaminasi seperti ini, ada beberapa tantangan & langkah yang bisa dijalankan:
Tantangan
- Menelusuri sumber kontaminasi asli bisa kompleks dan melibatkan banyak pihak.
- Infrastruktur laboratorium pengujian radioaktif yang harus handal dan tersebar.
- Kepercayaan publik dan negara tujuan ekspor. Kalau ada satu kasus bocor, efek kepercayaan bisa meluas.
- Sebagian rempah mungkin berada dalam rantai pasokan yang panjang dan tersebar, jadi isolasi lokasi sulit dilakukan dengan cepat.
Langkah yang Harus Diambil
- Investigasi Menyeluruh dan Transparan
Semua titik potensi kontaminasi harus disisir. Kasus Cikande sudah naik penyidikan, jadi ini jadi sinyal serius. - Uji Laboratorium dan Sertifikasi Bebas Radioaktif
Produk rempah yang diekspor wajib punya sertifikasi bebas C-137 dari lembaga yang diakui. - Pembatasan Sementara dan Penarikan Produk
Produk yang dicurigai harus ditahan sampai hasil uji jelas. Ekspor sementara dihentikan atau diaudit extra. - Peningkatan Kapasitas Pengawasan dan Regulasi
BAPETEN, KKP, Kementan, lembaga lingkungan perlu kolaborasi lebih intens. Regulasi tentang bahan baku, scrap metal dan pemrosesan rempah harus diperkuat. - Komunikasi Publik dan Edukasi
Masyarakat dan pelaku usaha rempah perlu diberi info yang jelas agar tidak panik tapi tetap waspada. Transparansi hasil uji dan langkah penanganan penting agar publik percaya.
Baca juga: Temuan Lauk Berbau, Wali Kota Malang Minta SOP MBG Diperketat
Harapan di Tengah Kekhawatiran
Kasus radiasi C-137 di cengkeh Lampung memang bikin deg-degan, tapi bukan berarti kita nangis duluan. Justru ini jadi wake-up call agar kita makin serius menjaga rantai pangan dan keamanan rempah Indonesia.
Semoga investigasi dan langkah pemerintah bisa cepat mengidentifikasi sumber, melokalisir dampak, dan membuat sistem ekspor rempah kita makin kuat. (dny)